Berita  

Bupati Situbondo: Pengisian Indeks Desa Harus Serius dan Tepat Waktu

SITUBONDO – Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio), mengingatkan seluruh camat, kepala desa, serta pendamping desa se-Kabupaten Situbondo agar serius dalam proses pendataan Indeks Desa (ID). Hal ini disampaikan Mas Rio dalam acara Sosialisasi Indeks Desa Tahun 2025 yang digelar pada Senin, 21 April 2025, di lantai 2 Gedung Pemkab Situbondo.

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh camat, kepala desa, Pendamping Desa (PD), Pendamping Lokal Desa (PLD), serta Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM). Agenda ini menjadi momentum penting untuk menyelaraskan pemahaman dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam pengisian dan pemanfaatan data ID.

Example 379x315

Sambutan pertama disampaikan oleh Camat Jangkar, Wira Mukti, S.STP, M.Si., yang mengawali dengan penjelasan mengenai transformasi IDM (Indeks Desa Membangun) menjadi ID. Menurutnya, ID merupakan indikator kinerja pemerintah desa yang sangat strategis.

“Kalau dulu IDM menentukan status desa – berkembang, maju, dan mandiri. Sekarang, fokus ID lebih pada efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran desa,” ujar Wira.

Ia juga menyinggung kebijakan lama yang memberikan insentif dua tahap pencairan dana desa bagi desa mandiri. Kini, meskipun tahap pencairan telah disamaratakan, semangat untuk meningkatkan status desa tetap harus dijaga.

Secara khusus, Wira menyoroti kebanggaan Kecamatan Jangkar yang merupakan kampung halaman Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah, S.Pd.I. “Kami percaya di hati terkecil Mbak Wabup, Jangkar tetap istimewa,” katanya.

Untuk itu, ia meminta kepala desa di Jangkar agar tidak terlambat dalam pengisian ID. Bahkan, ia mengusulkan adanya sistem reward dan punishment agar motivasi kepala desa lebih kuat.

“Bagi yang serius dan bertekad memajukan desa, harus ada apresiasi. Sebaliknya, bagi yang kurang maksimal, perlu teguran yang konstruktif,” tambahnya.

Baca Juga:
Kepercayaan Publik Terhadap Polri Meningkat, Berikut Penjelasan Dosen Manajemen SDM STIK

Wira juga menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Bupati dan Wabup terhadap wilayah Jangkar, meskipun tahun lalu wilayahnya berada di urutan ke-17 dalam pengisian ID.

Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah (Mbak Ulfi), dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya pendataan ID sebagai dasar penyusunan kebijakan nasional. Ia menyebut bahwa ID kini mengacu pada enam dimensi yang lebih komprehensif.

“Kita bicara layanan dasar, sosial, ekonomi, lingkungan, aksesibilitas, dan tata kelola pemerintahan. Ini semua harus menjadi perhatian,” tegasnya.

Mbak Ulfi menambahkan, ID bukan sekadar instrumen administratif, tetapi menjadi tolok ukur kemajuan dan kemandirian desa yang berdampak langsung pada kebijakan alokasi anggaran.

Ia juga mengingatkan pentingnya pelayanan administrasi kependudukan yang harus bisa dilayani di desa. “Mulai dari KTP, KK, hingga surat kematian, jangan lagi masyarakat harus ke kota,” ujarnya.

Terkait reward dan punishment, ia menyatakan Pemkab akan memberikan apresiasi terhadap desa terbaik dan mencatat desa yang paling buruk sebagai bagian dari sistem evaluasi berkala.

“Inovasi desa harus diapresiasi. Janji politik kami seperti pengadaan ambulans desa akan diarahkan pada desa-desa yang menunjukkan kinerja terbaik,” tandasnya.

Kepala Dinas PMD, Suriyatno, menegaskan bahwa pengawalan proses pendataan ID harus serius. Tahun ini menjadi awal transformasi dari IDM ke ID, yang akan merekam data dengan lebih rinci.

Ia mengingatkan bahwa penurunan status desa bisa saja terjadi jika data aktual menunjukkan kinerja yang menurun. Namun, perubahan status tersebut baru berlaku mulai tahun 2026.

“Saya minta kepala desa tidak takut dengan status mandiri. Kalau datanya memang sesuai, jangan segan melaporkannya. Kita ingin data yang valid,” tegas Suriyatno.

Ia menjelaskan, sosialisasi ID tahun ini akan berlangsung dalam dua tahap: luring dan daring. Hari ini sosialisasi secara langsung, besok dilanjutkan Bimtek secara daring dari kantor desa masing-masing.

Baca Juga:
Nasim Khan Deklarasikan Berdirinya Asosiasi Pangkalan Gas Indonesia di Situbondo

“Pelaksanaan daring dimaksudkan untuk menjangkau seluruh wilayah dengan efisien. Sementara hari ini yang hadir berjumlah 210 orang, terdiri dari 17 camat, 132 kepala desa, dan 61 Pendamping Desa, Pendamping Lokal Desa serta TAPM,” pungkas Suriyatno.

Bupati Situbondo, Mas Rio, dalam sambutannya mengapresiasi antusiasme peserta. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui forum-forum camat dan WA Group yang telah dibentuk.

“Kita buat WA Group Forum Camat untuk menyiasati keterbatasan pertemuan langsung. Diskusi terus berjalan untuk kemajuan desa,” ujar Mas Rio.

Mas Rio menekankan pentingnya pelayanan adminduk yang bisa dilakukan di tingkat desa, tanpa masyarakat harus ke kota. “Saya gak mau tahu gimana caranya, yang penting bisa,” tegasnya.

Ia secara lugas menegur kepala desa yang tertidur saat acara, memicu gelak tawa peserta. “Sampean baik apa enggak?” ucapnya disambut tawa hadirin.

Menurutnya, wajah kepala desa yang memelas saat punya masalah adalah hal biasa. “Kadang kayak aktor Bollywood, sampai nangis,” candanya.

Mas Rio mengajak kepala desa untuk bekerja sungguh-sungguh, meninggalkan gaya kerja lama. “Kita perlu lima tahun ke depan untuk benar-benar melayani masyarakat,” ujarnya.

Ia memastikan bahwa reward akan diberikan kepada desa yang berprestasi, bukan karena kedekatan. “Zaman Mas Rio dan Mbak Ulfi tidak ada desa yang etaneng,” katanya.

Sebagai penutup, Mas Rio menyampaikan harapannya agar seluruh stakeholder bisa bersinergi membangun Situbondo dari desa. “Kita kembalikan semangat pelayanan ke desa, mulai dari hal-hal dasar,” pungkasnya.

Penulis: SumakkiEditor: Redaksi
error: