SITUBONDO – Pendopo Aryo Situbondo menjadi saksi sejarah baru atas sebuah peristiwa yang sangat jarang terjadi di tempat sakral itu. Sebuah pertemuan istimewa para Diaspora asal Kabupaten Situbondo dari berbagai penjuru tanah air bahkan mancanegara, Rabu (2/4/2025).
Dalam suasana hangat dan penuh semangat Lebaran, kegiatan bertajuk Mole Atellas—yang bermakna “pulang lebaran”—digelar untuk merajut kembali ikatan emosional, berbagi ide, dan membicarakan strategi menuju “Situbondo Naik Kelas”.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh Diaspora Situbondo yang telah sukses di luar daerah, antara lain Heri Susanto, pengusaha peternakan dan properti di Nusa Tenggara Barat, Dr. Akbar Hanif Dawam A, Kepala Saintis di BRIN, Febriati Nadira, praktisi Public Relations dan aktivis digital PR.
Selain nama-nama di atas, ada pula mahasiswa Situbondo yang sedang menjalani program doktoral di Singapura, yaitu Hafizh Rafizal Adnan. Ditambah lagi beberapa warga Situbondo yang kini bermukim di Amerika Serikat dan Korea Selatan. Interaksi dilakukan secara langsung maupun melalui Zoom.
Wakil Bupati Situbondo, Hj. Ulfiyah, menyampaikan kebahagiaannya bisa bertemu langsung dengan para Diaspora. Ia menilai pertemuan ini sebagai momentum penting untuk bertukar pikiran demi kemajuan Situbondo.
“Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo, saya mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya kepada rekan-rekan Diaspora yang pulang kampung. Kehadiran mereka menjadi energi positif bagi kami,” ujar Mbak Ulfi, sapaan akrab Wakil Bupati Situbondo.
Lebih lanjut, Mbak Ulfi mengajak generasi muda Situbondo untuk melihat para Diaspora sebagai inspirasi. Menurutnya, kreativitas dan inovasi adalah kunci agar Situbondo bisa bertransformasi menuju daerah yang lebih maju dan kompetitif.
Ia menginginkan adanya kerja bersama antara pemerintah daerah dan para Diaspora. “Kami ingin membangun Situbondo bersama orang-orang hebat yang telah sukses di luar, agar tumbuh rasa cinta yang kuat terhadap tanah kelahiran,” tegasnya.
Pertemuan ini, lanjut Mbak Ulfi, tidak hanya bersifat seremonial. Ia berharap akan lahir jejaring kerja kolaboratif yang konsisten dan berkelanjutan untuk mendukung visi dan misi pembangunan Situbondo.
Ia juga menyebutkan pentingnya menjadikan para Diaspora sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah di luar daerah. “Terima kasih banyak atas kehadiran dan perhatian rekan-rekan Diaspora, baik yang hadir langsung maupun yang mengikuti lewat Zoom,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, yang bergabung secara daring, turut memberikan arahan. Ia mengapresiasi semangat para Diaspora untuk turut serta membangun tanah kelahiran mereka.
“Kegiatan membangun networking ini sangat penting agar semangat membangun Situbondo bisa menyala hingga ke penjuru dunia. Semoga semua ini mendapat ridha dan berkah dari Allah SWT,” ujar Mas Rio, sapaan akrab Bupati muda tersebut.
Mas Rio berharap, kehadiran para Diaspora tidak sekadar menyumbangkan gagasan, tetapi juga mampu menjadi motivator bagi seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Situbondo dalam menciptakan kemajuan.
Ia optimis bahwa rekomendasi dan ide kreatif dari para Diaspora mampu mendorong pengembangan potensi Situbondo di berbagai sektor, terutama pertanian, perikanan, dan pariwisata.
“Dengan semangat kolaborasi, saya yakin Situbondo bisa melesat. Apalagi, para Diaspora kita punya pengalaman dan jaringan yang luas,” tegasnya.
Heri Susanto, pengusaha sukses asal Kecamatan Asembagus, mengapresiasi pertemuan ini. Ia menilai, pemerintahan yang terbuka terhadap kolaborasi akan lebih cepat maju dibanding yang terjebak pada politik dendam.
“Mas Rio memiliki pandangan visioner. Ia membuka ruang kolaborasi antara pemangku kebijakan dan masyarakat, termasuk Diaspora. Ini langkah yang sangat tepat,” kata Heri.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Daerah perlu menyiapkan infrastruktur dasar, seperti akses jalan yang baik, agar bisa menarik investor masuk ke Situbondo.
“Keindahan itu kadang lahir dari ketidaksempurnaan. Jangan menunggu semuanya sempurna. Mulailah dari apa yang ada dan bangun secara kolektif,” tambah Heri.
Dr. Akbar Hanif Dawam, ilmuwan BRIN yang juga putra Situbondo, menyebut bahwa kekuatan Diaspora bisa menjadi pilar pembangunan daerah. Ia mencontohkan India dan Cina sebagai negara yang kuat berkat jaringan Diaspora-nya.
“Negara-negara besar tidak hanya kuat karena sumber daya, tapi karena semangat Diaspora-nya yang luar biasa. Semoga kita bisa meniru itu,” ujar Dawam.
Menurutnya, sudah saatnya masyarakat Situbondo berhenti pesimis dan mulai menyalakan lilin-lilin harapan. “Jangan fokus pada gelapnya ruangan, tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk memberi cahaya,” katanya.
Dawam juga menjelaskan pentingnya inovasi sebagai indikator kemajuan suatu daerah. Menurutnya, tidak mungkin suatu daerah menjadi makmur tanpa memiliki budaya inovasi yang kuat.
Ia menyoroti potensi perikanan di Situbondo sebagai sumber inovasi. Dengan garis pantai lebih dari 130 kilometer, Situbondo memiliki peluang besar di sektor kelautan.
“Situbondo punya ikan belanak, sumber protein yang luar biasa. Ini bisa menjadi kekuatan ekonomi sekaligus alat untuk meningkatkan kecerdasan generasi muda,” tutup Dawam.