SBINews.id – Situbondo | Pengamat politik dari Political Management Strategic (Polmas) Jakarta, Nurul Fata, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan Bupati Situbondo, Karna Suswandi, cenderung otoriter dan provokatif sehingga merusak iklim politik dan pendidikan demokrasi.
“Saya mengamati aktivitasnya di media sosial. Jelas sekali ia tipe pemimpin yang arogan. Bahkan dalam videonya yang viral kemarin, ia memprovokasi warga dan merendahkan peran rumah sakit,” kata Fata saat dikonfirmasi pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Gaya kepemimpinan tersebut, tambah Fata, dapat merusak iklim pendidikan politik serta menghambat proses pendewasaan demokrasi di Kabupaten Situbondo.
Alih-alih menjadi panutan, Fata menilai Bupati Karna justru memberikan contoh yang buruk bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda.
“Tindakan-tindakan yang berbau otoriter dan provokatif hanya akan memperuncing polarisasi dan mengacaukan pendidikan politik di Situbondo, tidak terkecuali untuk generasi muda,” tambahnya.
Lebih jauh, Fata memberikan sejumlah contoh konkret yang sering disebutkan media dan masyarakat terkait gaya kepemimpinan Bupati Karna, antara lain sebagai berikut:
- Menekan para pegawai negeri sipil: Adanya indikasi bahwa Bupati Karna sering melakukan intimidasi dan tekanan terhadap para pegawai yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakannya.
- Merendahkan peran rumah sakit: Pernyataan-pernyataan yang merendahkan kinerja rumah sakit dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap tenaga kesehatan dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
- Pelarangan atribut berwarna oranye: Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk intoleransi dan pembatasan kebebasan berekspresi.
Sementara itu, Muhammad Ichsan, aktivis muda penggiat literasi Situbondo, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi politik di kabupaten Sholawat Nariyah ini.
Menurut Ichsan, sikap Bupati Karna yang maunya menang sendiri tidak bisa dijadikan rujukan bagi kaum muda yang ingin terjun di dunia politik.
“Para aktivis muda lebih suka pemimpin yang kreatif, mau mendengar dan mengutamakan dialog, serta memposisikan setara dengan siapapun. Nah, kalau dari Bupati Karna? Kita tidak mendapatkan pendidikan politik apa-apa kecuali kebiasaannya yang suka marah-marah,” ujar Ichsan.
Oleh karena itu, sambung Ichsan, tak ada manfaat yang bisa diharapkan dari gaya kepemimpinan Bupati Karna saat ini.
“Saya berharap ada bupati baru yang terpilih pada Pilkada November mendatang, tidak Bung Karna lagi. Sudah saatnya Situbondo benar-benar berubah,” pungkasnya.
Pewarta: Redaksi
Sumber: Nurul Fata & Ichsan
Editor: Redaksi