Berita  

Kyai Al Ma’i Sufyan Inisiasi Pembuatan Jamu Tradisional untuk PMK di Nangkaan Paowan

Solusi alami dan ekonomis bagi peternak

SBINews.id – Situbondo | Minggu (12/1/25)

Dalam upaya mengatasi wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang menyerang ternak sapi, Kyai Al Ma’i Sufyan (Lora Ma’i), pengasuh Pondok Pesantren Bustanunal Munawwar, Mangaran, Situbondo, telah menginisiasi pembuatan jamu tradisional sebagai alternatif pengobatan.

Example 379x315

Pendistribusian produk jamu ini mengadopsi permintaan warga di lokasi yang terjangkit wabah tersebut. Kali ini, kegiatan dilaksanakan di Dusun Nangkaan, Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Situbondo.

Jamu tradisional yang diracik oleh Lora Ma’i menggunakan bahan-bahan alami seperti jahe, kunyit, kencur, temulawak, temuireng dan lengkuas. Bahan-bahan ini dikenal memiliki khasiat anti-inflamasi dan antibakteri yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pada ternak yang terjangkit PMK.

Kegiatan ini didukung penuh oleh beberapa tokoh masyarakat, di antaranya adalah Bos Khairul, pengusaha mangga yang cukup ternama di Situbondo, dan Bos Jupri, pengusaha muda yang terkenal sangat dermawan. Dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dalam menghadapi wabah yang mengancam kesehatan ternak.

Menurut Lora Ma’i, penggunaan jamu tradisional ini tidak hanya membantu mengurangi gejala penyakit, tetapi juga meningkatkan daya tahan tubuh ternak. “Kami berharap dengan adanya jamu tradisional ini, para peternak dapat lebih mudah mengatasi wabah PMK tanpa harus bergantung pada obat-obatan kimia yang mahal,” ujarnya.

Para peternak yang telah mencoba jamu ini melaporkan adanya perbaikan kondisi ternak mereka. Salah satu peternak, Bapak Ahmad, menyatakan, “Setelah memberikan jamu ini selama beberapa hari, sapi-sapi kami menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Ini sangat membantu kami dalam menjaga kesehatan ternak.”

Bagi peternak yang membutuhkan jamu tersebut diberikan secara cuma-cuma. “Saya hanya meminta Sholawat Nariyah kepada peternak. Seikhlasnya. Yang pasti, bacaan tersebut manfaatnya akan kembali kepada mereka sendiri,” sebut Lora Ma’i sambil tersenyum.

Baca Juga:
Diunggulkan Lembaga Survei, Mas Rio dan Mbak Ulfi Terus Bergerak

Efektivitas jamu ini sudah teruji pada tahun 2024, yaitu pada saat maraknya wabah PMK. Ternak sapi yang diberikan jamu ini terbukti memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap PMK. Selain sebagai pengobatan, jamu ini juga bisa dipergunakan sebagai pencegahan terhadap ternak sapi yang tidak terjangkit PMK.

Harapannya, inisiatif ini semoga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk juga dari pemerintah daerah yang melihat potensi besar dalam penggunaan obat tradisional untuk kesehatan hewan. Diharapkan, langkah ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi masalah kesehatan ternak secara alami dan berkelanjutan.

Penulis: HamzahEditor: Redaksi
error: