Berita  

Lawatan dan Diskusi Sejarah MGMP SMK dengan Bupati Situbondo

SITUBONDO – Kamis (16/04/25) menjadi catatan penting dalam khazanah sejarah dan pendidikan di Kabupaten Situbondo. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kabupaten Situbondo menggelar lawatan bersejarah ke Pendopo Kabupaten.

Kedatangan para pendidik sejarah ini disambut hangat oleh Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, yang akrab disapa Mas Rio. Pertemuan yang berlangsung di rumah Tabing Tongkok, sebuah bangunan bersejarah di kompleks Pendopo Kabupaten, menjadi wadah diskusi mendalam mengenai sejarah lokal dan upaya pelestariannya.

Example 379x315

Suasana akrab dan penuh semangat memenuhi ruang pertemuan saat para guru sejarah berinteraksi langsung dengan kepala daerah. Diskusi yang terjalin tidak hanya bersifat seremonial, namun menyentuh akar permasalahan dan potensi pengembangan sejarah Situbondo di masa depan.

Kehadiran Mas Rio menunjukkan komitmen pemerintah daerah terhadap pentingnya pemahaman sejarah bagi kemajuan suatu bangsa.

Dalam sesi diskusi yang berlangsung hangat, Mas Rio menyampaikan pesan penting kepada para guru sejarah SMK. Ia menekankan bahwa Situbondo memiliki sejarah yang kaya dan unik, namun sejarah tersebut harus dilestarikan dan dipahami dengan benar, bukan diubah atau dimanipulasi.

Pernyataan ini menjadi landasan penting dalam seluruh rangkaian diskusi, menyoroti perlunya objektivitas dan kehati-hatian dalam menafsirkan dan menyampaikan narasi sejarah lokal.

Lebih lanjut, Mas Rio mengungkapkan hasil penelusurannya terkait nama Pendopo Kabupaten. Berdasarkan berbagai cerita dan referensi yang ia himpun, nama “Pendopo Aryo Situbondo” tidak ditemukan dalam catatan sejarah yang valid. Hal ini mendorongnya untuk melakukan perenungan mendalam dan berdiskusi dengan berbagai pihak.

Setelah melalui proses perenungan dan diskusi yang matang, Mas Rio mengumumkan sebuah keputusan penting terkait identitas Pendopo Kabupaten. Beliau memutuskan untuk mengganti nama “Pendopo Aryo Situbondo” menjadi “Pendopo Rakyat Situbondo”.

Menurutnya, nama baru ini merupakan pilihan yang paling moderat dan inklusif, mencerminkan bahwa pendopo adalah milik seluruh masyarakat Situbondo, bukan hanya kelompok atau tokoh tertentu.

Keputusan ini disambut dengan berbagai tanggapan dari para guru sejarah. Sebagian besar mengapresiasi langkah Bupati yang berani meluruskan sejarah dan memilih nama yang lebih representatif.

Perubahan nama ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan masyarakat terhadap bangunan bersejarah tersebut.

Selain perubahan nama pendopo, Mas Rio juga menyampaikan impiannya untuk melihat terbitnya sebuah buku komprehensif tentang sejarah Kabupaten Situbondo dari masa ke masa. Ia terinspirasi oleh pesan Presiden Soekarno yang terkenal, “Jas Merah” (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah), yang menurutnya relevan hingga saat ini.

Mas Rio meyakini bahwa pemahaman yang mendalam tentang sejarah lokal akan menjadi landasan yang kuat dalam merumuskan kebijakan pembangunan daerah. Dengan mengetahui akar budaya dan peristiwa masa lalu, pemerintah daerah dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

Baca Juga:
Haji Imam Mitra Sehat Bagikan 750 Paket Sembako Ramadan

Pria yang dikenal memiliki hobi bermain layang-layang ini berbagi kenangan masa sekolahnya yang ternyata memiliki ketertarikan yang besar pada pelajaran sejarah. Ia mengaku senang membaca buku-buku tentang sejarah berbagai kerajaan di Nusantara, mulai dari Majapahit hingga Sriwijaya.

Pengalaman dan pengetahuan sejarah yang dimilikinya kini menjadi salah satu landasan dalam merumuskan kebijakan sebagai bupati. Mas Rio berharap para guru sejarah di Situbondo dapat berperan aktif dalam menelusuri sejarah Kabupaten Situbondo secara akurat dan teliti, kemudian mendokumentasikannya dalam bentuk buku.

Menanggapi berbagai kritik yang muncul terkait pernyataannya mengenai Pendopo Aryo Situbondo, Mas Rio menegaskan bahwa kritiknya tidak didasari oleh aspek politik. Melainkan, hal itu merupakan kritik atas pembacaan sejarah yang kurang mendalam dan ketidakmauan untuk mencari kebenaran sejarah.

Mas Rio menyayangkan minimnya ahli sejarah lokal yang mendalami secara spesifik sejarah Kabupaten Situbondo. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama para guru sejarah, untuk kembali menelusuri jejak sejarah Situbondo, dimulai dari bangunan pendopo yang memiliki nilai historis tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, Mas Rio juga menyoroti potensi wilayah Besuki. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengembalikan kejayaan Besuki seperti pada masa lampau. Upaya ini harus dimulai dengan memahami konstruksi historis dan sosiologis wilayah tersebut.

Mas Rio menjelaskan bahwa Besuki pada awalnya didesain oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai pusat ekonomi, bukan oleh kerajaan-kerajaan Nusantara. Hal ini berbeda dengan wilayah lain yang mungkin memiliki akar sejarah kerajaan yang kuat.

Meskipun demikian, Mas Rio juga menyinggung adanya catatan sejarah mengenai kedatangan tokoh-tokoh penting dari Kerajaan Majapahit di wilayah Besuki. Tribuana Tunggadewi tercatat pernah datang pada tahun 1331, meskipun tujuannya adalah untuk melakukan penaklukan. Setelah itu melanjutkan perjalanan ke daerah Sade’, perbatasan Lumajang. Raja Hayam Wuruk juga pernah mengunjungi daerah Patukangan pada tahun 1359.

Mas Rio berupaya merekonstruksi kembali peran strategis Besuki sebagai pusat ekonomi, mengingat pada masa lalu wilayah Besuki dan Panarukan memiliki pelabuhan bertaraf nasional bahkan internasional sebelum Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berkembang pesat.

Dengan memahami potensi historis dan geografis Besuki, Mas Rio memiliki harapan besar agar kejayaan Besuki sebagai sentra ekonomi dapat terwujud kembali. Upaya ini memerlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat.

Baca Juga:
Mayat Tak Dikenal Gemparkan Warga Botolinggo Bondowoso

Kebangkitan ekonomi Besuki diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Situbondo secara keseluruhan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Wawasan yang luas dan nalar kritis Mas Rio terhadap kajian sejarah lokal mengundang rasa kagum dari para guru sejarah SMK yang hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka terkesan dengan pemahaman mendalam kepala daerah terhadap pentingnya sejarah dan komitmennya untuk melestarikannya.

Diskusi yang terjadi tidak hanya bersifat satu arah, namun menjadi ajang bertukar pikiran dan gagasan antara pemerintah daerah dan para pendidik sejarah. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan visi dalam upaya memajukan pemahaman sejarah di kalangan generasi muda.

Marfi, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMK se-Kabupaten Situbondo, menyampaikan apresiasinya terhadap diskusi yang sangat mengasyikan bersama Mas Rio mengenai literasi dan sejarah lokal.

Marfi menangkap betapa besar perhatian Mas Rio terhadap upaya peningkatan literasi dan pemahaman sejarah lokal Situbondo. Bahkan, Mas Rio memiliki program konkret untuk menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan bertema sejarah, termasuk pemanfaatan perpustakaan dan pengembangan potensi wisata sejarah.

Marfi menegaskan bahwa MGMP Sejarah SMK se-Kabupaten Situbondo sangat mendukung program-program Pemerintah Kabupaten Situbondo yang berorientasi pada pelestarian dan pemahaman sejarah lokal. Mereka siap berkolaborasi dan berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi tersebut.

Dukungan ini menjadi modal penting dalam upaya meningkatkan kesadaran sejarah di kalangan siswa dan masyarakat luas. Sinergi antara pemerintah daerah dan para pendidik sejarah diharapkan dapat menghasilkan program-program yang efektif dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, Marfi menyampaikan beberapa harapan MGMP Sejarah SMK kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo. Mereka berharap agar arsip daerah terus diperkaya koleksinya, sehingga sumber-sumber sejarah lokal semakin lengkap dan mudah diakses.

Selain itu, mereka juga berharap agar potensi wisata sejarah dan religi di Situbondo terus dikembangkan, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan sekaligus sarana edukasi sejarah bagi masyarakat.

Sebagai ujung tombak pendidikan sejarah di sekolah, para guru sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan pemahaman tentang sejarah lokal kepada siswa-siswi. MGMP Sejarah SMK berharap dapat memiliki lebih banyak ruang dan dukungan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bertema sejarah lokal.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa penelitian sejarah, kunjungan ke situs-situs bersejarah, seminar, atau lomba-lomba yang berkaitan dengan sejarah Situbondo. Dengan demikian, siswa-siswi akan lebih mengenal dan mencintai sejarah daerahnya sendiri.

Marfi menegaskan komitmen para guru sejarah SMK di Situbondo untuk terus mendidik siswa-siswi tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di Kabupaten Situbondo. Mereka menyadari bahwa pemahaman sejarah lokal merupakan bagian penting dari pembentukan karakter dan identitas generasi muda.

Baca Juga:
Dua Kubu Besar Bersatu Karena Mas Rio?

Dengan memahami sejarah daerahnya, siswa-siswi diharapkan dapat memiliki rasa bangga terhadap warisan budaya dan sejarah Situbondo, serta memiliki kesadaran akan pentingnya melestarikan nilai-nilai sejarah untuk masa depan.

Keberhasilan upaya pelestarian dan pengembangan sejarah lokal Situbondo memerlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak. Pemerintah daerah, para pendidik sejarah, tokoh masyarakat, budayawan, dan seluruh elemen masyarakat memiliki peran masing-masing dalam mewujudkan visi tersebut.

Pertemuan antara MGMP Sejarah SMK dan Bupati Situbondo menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi dan membangun komitmen bersama dalam memajukan pemahaman sejarah di Kabupaten Situbondo.

Kabupaten Situbondo memiliki potensi sejarah yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Selain bangunan-bangunan bersejarah seperti pendopo, terdapat juga situs-situs arkeologi, tempat-tempat religi, dan cerita-cerita rakyat yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

Pengembangan potensi wisata sejarah ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi bagi daerah, tetapi juga menjadi sarana edukasi yang efektif bagi masyarakat dan wisatawan tentang kekayaan sejarah Situbondo.

Mas Rio juga menyoroti pentingnya peran perpustakaan dalam pelestarian dan penyebaran informasi sejarah lokal. Perpustakaan daerah diharapkan dapat menjadi pusat dokumentasi sejarah Situbondo, menyimpan berbagai arsip, buku, dan sumber-sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan sejarah daerah.

Dengan tersedianya sumber-sumber sejarah yang lengkap dan mudah diakses, masyarakat dan para peneliti akan lebih mudah untuk mempelajari dan memahami sejarah Situbondo secara mendalam.

Pertemuan antara MGMP Sejarah SMK dan Bupati Situbondo di Pendopo Kabupaten menjadi awal dari babak baru dalam upaya pelestarian dan pengembangan sejarah lokal Situbondo. Semangat dan komitmen yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak memberikan harapan cerah untuk masa depan pemahaman sejarah di kalangan masyarakat.

Diharapkan, inisiatif-inisiatif yang telah dicanangkan dapat segera diimplementasikan dan memberikan dampak positif bagi peningkatan literasi sejarah, pengembangan wisata sejarah, dan pembentukan karakter generasi muda Situbondo yang cinta akan sejarah dan budayanya.

Kisah pertemuan bersejarah ini menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan dan memahami sejarah sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas suatu bangsa dan daerah. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo dan MGMP Sejarah SMK merupakan langkah konkret dalam mengukir jejak sejarah yang akan diwariskan kepada generasi mendatang.

Dengan pemahaman sejarah yang kuat, diharapkan generasi muda Situbondo dapat tumbuh menjadi individu yang berkarakter, memiliki rasa cinta tanah air, dan mampu membangun daerahnya menjadi lebih baik di masa depan.

Penulis: HamzahEditor: Redaksi
error: