SBINews.id – Situbondo | Deklarasi dukungan terhadap pencalonan Yusuf Rio Wahyu Prayogo semakin mengalir dari berbagai arah. Beberapa komunitas telah menyatakan dukungan kepada tokoh politik muda yang biasa dipanggil dengan sebutan Mas Rio ini. Begitu juga dengan komunitas guru ngaji se-Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo. Mas Rio sangat mengapresiasi dukungan para guru ngaji di Suboh ini.
Deklarasi ini disampaikan pada sebuah acara yang di gelar di halaman Pondok Pesantren Misbahul Hidayah, Dusun Krajan, Desa Suboh. Sekitar 150 guru ngaji berkumpul di lokasi.
Beberapa sesepuh memberikan sambutan dalam acara tersebut. Berikutnya panitia acara memberikan waktu kepada Mas Rio untuk memberikan sambutan. Kandidat kuat calon bupati Situbondo itu membuka sambutan dengan mengenalkan diri. “Saya ini asli Situbondo, Dawuhan Parse. Keluarga saya adalah keturunan dari Ke Pate Saleh, pejabat bupati pada sekitar tahun 1964.”
Berikutnya, Mas Rio mengisahkan tentang perjalanan kehidupannya. Riwayat pendidikan, perjalanan karir hingga menuju pencalonan bupati Situbondo. “Ada semacam kuburan keluarga di Jalan Wijayakusuma, di ujung dekat Jalan Kenanga. Di antara makam keluarga ada makam mantan Bupati Situbondo, Ke Pate Saleh,” ujar tokoh politik muda yang memiliki nama lengkap Yusuf Rio Wahyu Prayogo itu.
Riwayat ketika mengenyam pendidikan sejak SD hingga SMA di Situbondo dikisahkan dengan komunikatif. Rangkaian kekerabatan yang memiliki trah Besuki, aset-aset keluarga di Besuki dan juga kisah keluarga ketika menelusuri riwayat sejarah keluarga juga menjadi materi segar dalam sambutan Mas Rio.
Mengapa Mas Rio Harus Menceritakan Hal Itu Semua?
“Karena saya dianggap bukan orang Situbondo,” sergah Mas Rio. “Sejak saya masuk ke ranah politik Situbondo, maka saya selalu menjadi sorotan. Selalu dicari celahnya, begitu juga keluarga saya.”
Diskusi tanya jawab menjadi materi acara berikutnya. Berbagai pertanyaan, keluhan dan harapan disampaikan oleh para guru ngaji. Di antaranya adalah ssue-issue mengenai kemasyarakatan, kebijakan, bahkan imbas pembangunan dan aktivitas jalan tol. Semua dijawab dengan lugas dan bijaksana oleh Mas Rio.
Seluruh rangkaian acara rampung dengan kondusif. Mas Rio menyempatkan untuk beramah-tamah dengan beberapa tokoh dan sesepuh, disambung dengan berziarah ke Asta Dhalem Pondok Pesantren. Tempat tersebut berupa makam Kyai Haji Mahfud Amirruddin, sesepuh Pondok Pesantren Misbahul Hidayah. Di situ Mas Rio bersama Tim Patennang didampingi beberapa guru ngaji berdoa bersama untuk kemaslahatan.
Pewarta: Hamzah
Editor: Redaksi