SBINews.id – Situbondo | Masyarakat Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, hari ini menggelar selamatan desa Petik Laut untuk menyambut datangnya bulan Syura (Suro – jawa/red) tahun Hijriyah. Acara ini sekaligus juga menyambut peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Sabtu (10/08/24).
Parade karnaval membuka rangkaian acara. Berangkat dari depan Balai Desa Gelung menuju panggung utama Petik Laut yang ditempatkan di sebelah barat destinasi wisata Grand Pathek. Berbagai pertunjukan disajikan para peserta karnaval. Di antaranya adalah pertunjukan Tari Modern oleh emak-emak gaul. Disusul hentakan genderang dan drum oleh satu peleton Drum Band oleh putra-putri terbaik Desa Gelung.
Beberapa pejabat Forkopimka terlihat ikut serta dalam parade. Di antaranya adalah Pejabat Camat Panarukan, Ali Munir, Danramil 0823/5 Panarukan, Lettu Kav Suyitno, didampingi oleh Babinsa Desa Gelung, Sertu Masarip, Kapolsek Panarukan, Iptu Adri Yumantoro, didampingi oleh Bhabinkamtibmas Desa Gelung, Bripka Muslihan, tokoh masyarakat setempat, Mohammad Nurullah, atau lebih dikenal dengan nama Ayah Bima, dan tentu saja Kepala Desa Gelung, H. Hadi Baikuni, atau warga biasa memanggilnya dengan nama Ji Koko.
Acara Selamatan Petik Laut ini juga sebagai bentuk rasa terima kasih warga atas rejeki yang telah mereka peroleh selama satahun ini. Seperti kita ketahui bahwa Desa Gelung didominasi oleh masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup mereka kepada hasil tangkapan laut.
“Lebih dari 200 kepala keluarga yang mencari penghasilan dari laut. Mereka terlibat semua dalam persiapan hingga pelaksanaan acara. Begitu juga dengan warga non nelayan, karena ini sudah termasuk budaya Desa Gelung, khususnya nelayan,” ujar Kades.
Kades menceritakan bahwa waktu untuk persiapan acara terbilang cukup singkat sekali, ini jika dikaitkan dengan anggaran yang harus diperoleh. “15 hari untuk kami adalah waktu yang singkat untuk persiapan kegiatan yang begitu sakral ini. Paling tidak seharusnya dua sampai tiga bulan sudah ada persiapan,” kata Kades.
Ketika disinggung mengenai pembiayaan acara Petik Laut ini, Kades menyebutkan bahwa pembiayaan murni dari desa. Akan tetapi ia tidak menyebutkan besarannya. “Dana yang dikeluarkan dari desa ini kita serahkan langsung ke panitia waktu pembentukan panitia. Ada donasi dari luar atau tidak, saya tidak tahu. Jika ada, mungkin langsung berhubungan dengan panitia.”
Acara berikutnya adalah pelaksanaan Larung Saji berupa sebentuk miniatur perahu nelayan. Di dalamnya berisi kepala sapi dan juga beberapa pernak-pernik sesajen laut lainnya. Sebuah perahu nelayan yang dihias sedemikian rupa membawa perahu mini berisi sesajen ini untuk dilarung ke laut bebas. Puluhan perahu hias lainnya mengiringi perahu utama. Ritual ini diiringi dengan doa bersama olah seluruh masyarakat di lokasi kegiatan.
Pengajian Umum digelar di lokasi yang sama pada malam harinya sebagai pemuncak acara Selamatan Petik Laut. Pengajian ini mendatangkan dua Kyai, yaitu Ustadz Rahmat dari Jeru serta Ustadz Munawir yang kondang dengan julukan Ke Ramok.
Pewarta: Hamzah
Editor: Editor