SBINews.id – Situbondo | Festival Kopi dan Tembakau (FKT) yang digelar di Alun-Alun Situbondo menuai kontroversi. Festival yang seharusnya menjadi ajang kesempatan bagi pelaku usaha lokal justru didominasi oleh pelapak dari luar Kabupaten Situbondo. Kamis (19/09/24).
Pelapak-pelapak luar kota tersebut di antaranya datang dari Kota Malang, Jember, dan Bondowoso. Mereka mengisi sebagian besar slot stand yang ada, sementara hanya beberapa slot stand yang diisi pelaku usaha lokal.
Contohnya, stand Join Kopi Bondowoso. Gafur, selaku pemilik stand, mengaku kepada awak media bahwa ia berasal dari Bondowoso. Gafur menyebutkan bahwa komoditi jualannya sengaja ia bawa dari Bondowoso.
Ada lagi stand yang bernama Izza Coffee Jember. Pelaku yang mengaku bernama Saiful ini menjelaskan bahwa ia berasal dari Jember, begitu juga komoditi jualannya. Namun, Saiful hanya bisa menjawab sepenggal-sepenggal kata saja ketika diwawancarai oleh awak media SBINews.
Ironisnya, ada beberapa stand yang nampak kosong. Di segmen tembakau, ada satu lapak yang kosong. Namun menurut keterangan pelapak di sebelahnya, sebenarnya yang kosong ada tiga lapak. Dua di antaranya dipakai penjual tembakau asal Besuki, yang sebenarnya sudah dapat jatah stand.
Pengakuan itu disampaikan Yongki, penjual tembakau Tambeng asal Besuki. “Sebenarnya tiga yang kosong. Kata panitia, pesertanya tidak hadir. Ketimbang kosong, ya saya isi tembakau milik kami,” akunya.
Kenyataan ini menjadi sangat memilukan bagi pelaku usaha lokal. Kesempatan mereka untuk berpartisipasi harus menunggu ketidakhadiran pelapak semestinya. Seolah-olah pelapak lokal hanya menjadi partisipan cadangan.
Mahalnya harga sewa slot stand dan konsep festival yang terkesan asal-asalan menandakan ketidaksiapan panitia penyelenggara untuk menggelar event besar. Sayangnya, tidak ada panitia penyelenggara maupun pihak terkait yang bisa dikonfirmasi.
Situasi ini menjadi kenyataan buruk bagi Situbondo. Banyak calon pembeli yang sebenarnya ingin mencicipi dan membeli produk Situbondo terpaksa harus kecewa karena harapan mereka tidak sesuai ekspektasi. Fakta ini berimbas kepada sepinya pengunjung.
Fauzan, pengusaha lintas kota asal Banyuwangi yang kebetulan melintas dan singgah di Situbondo, mengaku terkejut. “Sangat menggelikan. Tema acaranya Situbondo, ternyata yang ngisi kok kebanyakan dari luar kota,” ujarnya sambil tersenyum sinis.
Namun demikian, Festival Kopi dan Tembakau dengan anggaran fantastis ini tetap berlangsung meskipun dengan persiapan yang ala kadarnya. Terkesan sekali sangat dipaksakan. “Perlu penataan yang lebih profesional lagi jika ingin mengadakan pameran sejenis,” himbau Fauzan.
Beruntung, di tempat yang sama juga digelar konser musik yang menampilkan penyanyi cover yang sedang viral, Gilga, sebagai bintang tamunya. Masyarakat Situbondo bisa sedikit terhipnotis, sehingga mengabaikan spot utama FKT yang sepi pengunjung serta minim transaksi.
Pewarta: Hamzah
Editor: Redaksi