Pasca Pelantikan Rektor Unars, Karnadi: Bahkan Tidak Diberi Waktu Untuk Memberikan Sambutan

waktu baca 4 menit
Selasa, 4 Jun 2024 13:38 0 1769 Editor

Situbondo, SBINews.id – Dr. Muhammad Yusuf Ibrahim, SH, MH resmi menjabat Rektor Universitas Abdurrachman Saleh (Unars) periode 2024-2029, menggantikan pejabat rektor sebelumnya, Dr. Karnadi, yang telah purna tugas. Pelantikan dan pengambilan sumpah ini dilakukan oleh Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Abdurrachman Saleh Situbondo, Agus Triono, M.Pd., di Aula Unars, pada hari Senin (3/6/24) kemarin.

 

Secara keseluruhan, acara pergantian pucuk pimpinan Unars tersebut terselenggara dengan sukses. Namun acara tersebut meninggalkan catatan yang cukup mengganjal. Sebagai pejabat lama, Karnadi seolah tidak mendapat porsi yang layak di dalam acara tersebut. Duduk membaur dengan tamu undangan yang lain, Karnadi justru tidak diberi kesempatan sekedar untuk memberikan sambutan.

 

Hal aneh lainnya, acara internal manajemen kepengurusan Unars tersebut justru didominasi para birokrat dan ASN. Bahkan pengendali acara justru dikelola oleh EO yang biasanya mengelola berbagai acara resmi kabupaten. Tentu saja ini menimbulkan tanda tanya besar. Apakah pihak Unars tidak memiliki EO sendiri?

 

Dalam momen terkini, secara kebetulan Karnadi juga melibatkan diri dalam upaya untuk terlibat dalam kontestasi politik Pemilihan Bupati Situbondo 2024. Terhadap berlangsungnya acara pelantikan rektor Unars ini, tanggapan miring muncul dari berbagai pihak. Utamanya para pendukung Karnadi. Kekecewaan paling dirasakan oleh mereka.

 

Deny, salah seorang pendukung, menyampaikan bahwa Karnadi sejatinya tidak mempersoalkan masalah tersebut. “Namun, Karnadi merasa penasaran, mengapa dirinya tidak mendapat kesempatan. Padahal, ia telah menyiapkan pidatonya. Ia berjanji tidak akan mencampuradukkan politik dalam acara tersebut. Ia hanya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan harapan kepada pejabat yang akan datang,” terang Deny.

 

Pantauan Deny, dalam acara tersebut lebih banyak undangan dari pemerintah kabupaten dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang hadir. “Pertanyaannya adalah, meski hanya sebagai undangan, mengapa mereka yang mengendalikan situasi?”

 

“Itulah yang terjadi, karena dia sendiri tidak mengerti, ia pun merasa heran dan pada akhirnya tidak diberikan kesempatan. Ia memang duduk di tempat yang jauh, bukan di kursi depan yang diperuntukkan bagi undangan,” sambung Deny.

 

“Ini karena, secara etika, seharusnya pejabat lama dan pejabat baru duduk berdekatan, mengingat acara utama adalah serah terima jabatan,” pungkasnya.

 

Hal yang sama dirasakan oleh Raden Jaya Pranata, pendukung Karnadi di segmen Terapi Kesehatan. Ia juga melihat beberapa keanehan dalam acara pelantikan tersebut. Ia melihat sebuah pengabaian. Seolah-olah Karnadi ini betul-betul terabaikan. “Bahkan Pak Karnadi tidak diberi porsi untuk sekedar memberikan sambutan. Biasanya acara serah terima seperti itu harusnya kan ada momen serah terima antara pejabat lama dengan pejabat baru.”

 

Raden Jaya menceritakan bahwa setelah acara pelantikan, rombongan pendukung mengantar Karnadi pulang ke kediamannya di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Ratusan pendukung dari sektor barat, timur, dan tengah turut serta dalam rombongan. Mereka diakomodasi oleh puluhan minibus. Untungnya mereka berhasil dikendalikan oleh Karnadi agar tidak berbuat sesuatu yang menjurus kepada perilaku anarkis.

 

“Alhamdulillah, Pak Karnadi menerima keadaan dengan hati terbuka. Beliau berkata kepada kami, ‘Serahkan saja pada Allah yang akan menilai. Saya menerima ini dengan lapang dada. Biarlah masyarakat yang menilai’, Itu adalah respons beliau. Beliau mengungkapkan hal tersebut sambil duduk di kursi tamu, di pinggiran, sebelah barat. Tidak ada kekecewaan bagi beliau sama sekali,” ungkap Raden Jaya.

 

Berbicara sebagai bagian dari anggota keluarga Karnadi, Raden Jaya mengungkapkan perasaannya. Meskipun ada rasa tidak terima, Karnadi telah menjadi guru akhlak bagi mereka. Dikenal oleh masyarakat sebagai pribadi yang keras dan tegas, Raden Jaya telah belajar dari Karnadi cara bersabar dalam menghadapi orang lain. Karnadi, dengan segala keistimewaannya, telah meninggalkan kesan yang mendalam.

 

Raden Jaya juga sempat menanyakan kepada Pak Karnadi tentang kemungkinan membagikan video dari Unars yang berkaitan dengan Karnadi di media sosial. Namun, respons yang diberikan oleh Karnadi adalah penolakan yang lembut, “Tidak perlu, sudahlah, tidak usah.”

 

Hal yang paling menonjol adalah sikap legowo Karnadi yang selalu tersenyum. Meskipun demikian, keluarga dan tim Rama Karnadi sebenarnya merasa sangat terharu, hingga hampir meneteskan air mata atas sikap tersebut.

 

Pewarta: Hamzah

Editor: Redaksi

LAINNYA
error: