Pernyataan Lurah Mimbaan Atas Ditutupnya Banner Mas Rio Patennang Nyaris Benturkan Warga Dengan Babinsa

waktu baca 2 menit
Selasa, 20 Agu 2024 19:24 0 467 Editor

SBINews.id – Situbondo | Pernyataan Nur Ilham Arifin Amrullah, S.Sos., pejabat Lurah Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, nyaris membenturkan warga dan anggota Babinsa setempat. Pernyataan ini termuat dalam sebuah percakapan WA antara Lurah dan warga. Tangkapan layar percakapan yang tersebar luas dalam beberapa Grup WA itu kontan memancing respon tajam dari masyarakat. Selasa (20/08/24).

 

Sumber persoalan berawal dari ditutupnya banner salah satu bakal calon bupati, yaitu Mas Rio, yang memiliki nama lengkap Yusuf Rio Wahyu Prayogo. Peristiwa ini terjadi bersamaan dengan pelaksanaan acara jalan santai yang mengundang Bupati Situbondo, Karna Suswandi.

 

Kejadian ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan pendukung Mas Rio, yang merasa tindakan tersebut tidak adil dan mengganggu proses demokrasi. Acara jalan santai yang seharusnya menjadi ajang kebersamaan dan olahraga, berubah menjadi momen penuh ketegangan akibat insiden penutupan banner tersebut.

 

Banner Mas Rio yang terpampang di pintu rumah warga itu serta-merta ditutup dengan sehelai kain. Entah apa tujuannya. Padahal banner tersebut sama sekali tidak mengganggu kegiatan masyarakat atau fasilitas umum. Diduga perlakuan ini hanya karena ingin menyenangkan Karna Suswandi yang kebetulan juga ingin mencalonkan kembali sebagai bupati.

 

Salah seorang warga, sebut saja Deni, berusaha mempertanyakan hal tersebut kepada Lurah, dan Lurah menjawab dengan kalimat, “Mohon maaf Bpk Deni, kemarin kan ada Bpk Bupati. Saya suruh sementara utk tutup Krn tidak enak Bpk RT adakan acara ngundang beliaunya. Gpp njenengan buka lagi sekarang. Beda persepsi pemimpin gak masalah itu hak Bpk Deni.”

 

Tentu saja Deni merasa tidak puas dengan jawaban ini. Ia pun menanyakan tujuan Lurah menyuruh menutup banner sambil menyebut, “Kalau bapak takut sama bupati, ya ngak usah jadi PNS pak, buka usaha aja bapak.”

 

Lalu Deni menyambung dengan kalimat, “Beda pendapat memang ngak papa, tapi jangan suruh nutup baner orang, emang boleh saya nutup poster Pak Karna dijalan, ngak boleh kan Pak,” sergahnya.

 

Jawaban Lurah sungguh di luar dugaan. “Saya suruh Babinsa utk tutup sementara. Sampeyan santri atau tdk Mas kok gak ada etikanya sama sekali. Buka wajah sampeyan jangan ditutupi boneka mas, tak suruh Babinsa ke Sampean bgmn,” ujar Lurah dengan nada mengancam.

 

Nah, kalimat Lurah yang bernada ancaman dan mencatut nama Babinsa inilah yang kemudian membuat situasi semakin memanas. Deni bahkan mengatakan tidak perlu didatangi Babinsa, ia sendiri yang akan mendatangi Babinsa. Namun berikutnya, Deni bersedia menuruti opsi mediasi yang ditawarkan oleh Lurah.

 

Pewarta: Hamzah

Editor: Redaksi

LAINNYA
error: