SITUBONDO, SBINews (23/11/23) – Komandan Pusat Latihan Pertempuran Marinir (Puslatpurmar) -5 Baluran, Mayor Marinir Widi Permono., S.A.P., M.Tr., Opsla, bersama Majelis Sholawat Jam’iyah Gambus Revolusioner Al-Badar menggelar Sholawat di lapangan Puslatpurmar -5 Baluran, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada hari Rabu, 22 November 2023, tadi malam.
Kegiatan diawali pengalungan surban dan pemberian cendera mata oleh Danpuslatpurmar -5 Baluran kepada KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, S.Sy., selaku pengasuh Majelis Sholawat Jam’iyah Gambus Revolusioner Al-Badar dan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, yang diteruskan dengan Pembacaan Ratibul Haddad (Jamrud) dan dilanjutkan dengan lantunan Dzikir dan Sholawat.
Pada kesempatan ini, Danpuslatpurmar -5 Baluran dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyah, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy yang telah meluangkan waktunya dan berkenan hadir di Puslatpurmar -5 Baluran untuk mengisi acara.
“Saya juga ucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat, kepada para jamaah yang sudah berkenan hadir. Kalau melihat jumlahnya ini sangat luar biasa. Hal ini menunjukkan betapa antusiasnya masyarakat dan para jamaah kepada kegiatan yang di adakan oleh Puslatpurmar -5 Baluran. Ini membuktikan betapa cintanya masyarakat dan para jamaah kepada ulama, umaroh, khususnya kepada Kyai dan TNI. Karena saya tau bahwa TNI dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,” kata Mayor Widi.
“Jadi bapak dan ibu jangan takut kepada TNI, TNI lahir dari rakyat, rakyat adalah ibu kandung TNI, rakyat adalah ibu kandungnya Marinir,” tegasnya lagi.
Sementara itu, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy menyampaikan bahwa Puslatpurmar -5 Baluran bersholawat dalam rangka Dirgahayu HUT Korps Marinir ke -78 tahun 2023. Salah satu yang di takuti dan disegani oleh berbagai bangsa ketika TNI dan rakyat tidak dapat dipisahkan. Bahkan dalam strategi di sebut dengan perang semesta Indonesia memiliki kekuatan secara hubungan emosional antara rakyat dan tentaranya cukup tangguh. Sementara di negara lainnya ketika ada situasi perang rakyat tidak peduli itu urusan tentara kami akan beraktivitas sebagaimana biasanya.
“Tetapi di negeri ini, dalam catatan sejarahnya telah terbukti bagaimana sinergitas antara tentara dan rakyat. Semoga kekuatan ini senantiasa dijaga oleh Allah SWT,” himbau Kyai Azaim.
Lebih lanjut, pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyah mengatakan bahwa jiwa seorang marinir adalah jiwa samudera, seluas samudera. Samudera memaafkan apapun yang telah di muntahkan semua isi daratan. Meskipun yang di buang kotoran, ketika samudera telah merangkulnya semua itu diterima. Orang yang berjiwa pemaaf disebut jiwa samudera. Di Al-Qur’an ada tujuh samudera yang disebut dengan surat alfatihah, ada tujuh ayat di situ luas maknanya disebut dengan tujuh samudra agung.
“Semoga para tentara kita, Marinir kita seluas tujuh samudra agung, surat alfatihah yang akan membela, menjaga, merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya di wilayah perairan,” pungkas Kyai Kharismatik itu.
Pewarta: Sumakki
Sumber: Dispen Kormar
Editor: Redaksi