Example 728x250

Saatnya Situbondo Berbenah: Pembangunan Pro Environment Jadi Kunci Utama Hadapi Bencana

Situbondo Harus Memilih Jalan Berbeda

By: Eko Kintoko Kusumo

SBINews.id – Situbondo, Selasa (11/2/25)

Example 379x315

Situbondo, sebuah kabupaten pesisir di ujung timur Pulau Jawa, memiliki potensi alam yang luar biasa. Namun, potensi ini juga diiringi dengan kerentanan terhadap bencana alam. Banjir tahunan, angin puting beliung, banjir rob, dan gempa tektonik menjadi ancaman nyata bagi infrastruktur dan keselamatan warganya.

Secara topografi, Situbondo berada di hilir dengan kontur geografis memanjang dan berada di lereng lima pegunungan. Vegetasi yang tidak terjaga dengan baik akibat pembalakan liar dan kesalahan tata kelola hutan menjadi salah satu penyebab utama bencana.

Ancaman Bencana Mengintai

Selain potensi banjir tahunan, bencana angin puting beliung, banjir pasang air laut (rob) di sepanjang pantai pesisir Situbondo dan bencana tektonik akibat patahan di 55 km timur Situbondo yang episentrumnya di dekat Takat Mas dengan magnitudo 6,4 SR pernah terjadi tahun 2018 perlu kiranya diantisipasi sejak dini.

Begitupun soal sampah harus sudah mulai dipikirkan proses daur ulang sampah organik dan non-organik menjadi rupiah/devisa sehingga TPA tidak menggunung.

Sesuai dengan UU 24 Tahun 2007 tentang Kebencanaan di Indonesia, Situbondo memiliki berbagai risiko bencana, kecuali erupsi vulkanik. Hal ini dikarenakan Situbondo tidak memiliki gunung berapi. Namun, justru karena tidak adanya gunung berapi, Situbondo memiliki potensi untuk memiliki bandara udara yang tidak terganggu oleh abu vulkanik.

Bahkan Belanda telah memetakannya dengan tepat. Di era kolonial sudah ada Bandara Udara Cikasur di lereng pegunungan Argopuro yang dekat dari Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo. Sementara bandara Blimbingsari Banyuwangi dan bandara Notohadinegoro Jember berpotensi terganggu oleh erupsi gunung Raung.

Mitigasi Bencana dan Solusi

Untuk mengantisipasi mitigasi bencana banjir bandang, Sungai Sampean telah memiliki solusi dengan lebarnya penampang sungai sampean di hilir dan SOP buka tutup pintu air secara otomatis di Bendung Tapen Sampean Baru termasuk koordinasi komunikasi early warning system antara BPBD dengan Bendung Tapen.

Baca Juga:
Paradoks Adipura dan Banjir; Rizky: Situbondo Mana Yang Dinilai?

Hal ini menjadi inspirasi untuk memikirkan pembangunan bendung/waduk pengatur debit air ketika klimatologi mencatat curah hujan tinggi/ekstrem. Situasi ini biasanya terjadi di bulan Desember sampai Februari di antara hulu dan hilir yang bantaran sungainya menuju Kendit, Mlandingan, Besuki dan Banyuglugur.

Penting juga adanya Embung (instalasi tadah hujan) di sepanjang lahan kritis yang berguna menampung air untuk pertanian yang juga menjadi resapan air buatan menahan sedimentasi dan meminimalisir banjir.

Perlunya Sinergi dan Masterplan Mitigasi Bencana

Fenomena kualitas perairan pantai di sepanjang pesisir Situbondo yang diduga tidak baik-baik saja, sehingga pembenihan perikanan terganggu produksinya juga menjadi perhatian. Oleh karena itu, SKPD terkait wajib bersinergi menghadapi tantangan kebencanaan ini.

Perlu disusun masterplan mitigasi bencana, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rekonstruksi pemulihan yang tepat guna, termasuk normalisasi irigasi.

Pembangunan Pro Environment untuk Masa Depan Situbondo

Fokus pembangunan daerah Situbondo naik kelas selain pertumbuhan ekonomi (pro growth), meningkatnya produksi barang dan jasa UMKM, mengurangi pengangguran (pro job), pengentasan kemiskinan (pro poor).

Selain itu, perlu dan penting dipikirkan kepedulian lingkungan hidup dan konservasi (pro environment) untuk menjaga kemajuan, menjaga kebersihan keindahan alamnya dan keselamatan warganya dari bencana alam.

Dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan, Situbondo dapat menjaga keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan kelestarian alam. Hal ini akan menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Situbondo dan warganya.

 

(Eko Kintoko Kusumo adalah anggota Divisi Ekonomi Tim Transisi Bupati Situbondo sekaligus pegiat lingkungan hidup, pecinta alam, dan konservasi)

Penulis: Eko Kintoko KusumoEditor: Redaksi
error: