SBINews (21/10/23) – Pada suatu masa di Kadipaten Jenaka Megah, terdapat seorang Adipati yang terkenal karena ‘kebijaksanaan‘ dan ‘kebijakannya‘ dalam memerintah.
Namun, ada satu masalah yang merusak reputasinya, sang Adipati sering kali melupakan janji-janji politik yang telah ia ucapkan kepada rakyatnya.
Rakyat Kadipaten Jenaka Megah sangat bergantung pada janji-janji sang Adipati. Mereka mengharapkan perubahan dan pemenuhan kebutuhan melalui kebijakan-kebijakan yang dijanjikan.
Kenyataannya, setiap kali saat yang ditunggu-tunggu tiba, sang Adipati lupa untuk melaksanakannya. Rakyat menjadi semakin kecewa dan frustasi dengan sikap sang Adipati. Masyarakat mulai kehilangan kepercayaan pada pemerintahan mereka. Mereka merasa terkhianati dan lengah serta tak memiliki harapan.
Salah satu rakyat yang paling terkena dampak adalah seorang petani bernama Jimbul. Jimbul hidup dengan upaya keras dan menggantungkan harapannya pada janji sang Adipati untuk meningkatkan pertanian dan mendorong kesejahteraan petani.
Pada suatu hari, dalam keputusasaannya, Jimbul memutuskan untuk menghadap sang Adipati dan menyampaikan kekecewaannya secara langsung. Jimbul mengharapkan pertanggungjawaban dan penjelasan atas janji-janji yang terlupakan.
Dengan berani, Jimbul mengungkapkan perasaannya di hadapan Adipati. Ia menjelaskan betapa pentingnya janji-janji politik sang Adipati bagi kehidupannya dan kehidupan masyarakat lainnya. Jimbul meminta sang Adipati agar mengambil tindakan yang sesuai dan berkomitmen untuk menepati janji-janjinya.
Sang Adipati tentu saja sangat terkejut dan malu atas kritik yang diterimanya. Perlahan ia mulai menyadari betapa pentingnya menjaga kepercayaan rakyatnya. Ia merasa lega melihat keberanian Jimbul dan banyak rakyat lainnya yang mengungkapkan kekecewaan mereka.
Dengan tekad yang baru, Sang Adipati mengumpulkan para penasihat dan seluruh pejabatnya. Ia meminta bantuan mereka untuk membuatkan sistem yang akan membantu mengingatkan janji-janji politik yang telah diberikannya kepada rakyat.
Bersama-sama, mereka menciptakan ‘Dewan Pengingatan Janji‘, sebuah badan yang bertugas mengingatkan sang Adipati tentang janji-janjinya dan memastikan untuk dilaksanakan dengan baik.
Dewan Pengingatan Janji terdiri dari wakil rakyat, pejabat, masyarakat sipil baik itu ormas dan lembaga swadaya masyarakat yang bekerja sama untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pemerintah.
Melalui Dewan Pengingatan Janji ini, sang Adipati mulai memperbaiki reputasinya. Ia berkomitmen untuk melaksanakan janji-janjinya secara tulus dan bertanggung jawab. Rakyatpun melihat perubahan ini dan kembali mempercayai pemerintahan mereka.
Seiring perjalanan waktu, Kadipaten Jenaka Megah mulai bangkit kembali. Pembangunan infrastruktur mulai terlihat, laju pertumbuhan ekonomi naik, sektor pertanian meningkat, dan kehidupan rakyat menjadi lebih baik sesuai dengan janji-janji yang ditunaikan.
Sang Adipati belajar dari kesalahannya dan melihat betapa pentingnya mempertahankan kepercayaan rakyat.
Kisah Adipati yang Lupa Janji Politiknya mengajarkan kita akan pentingnya menghormati dan menjaga kata-kata yang diucapkan terutama dalam hal politik.
Kesetiaan terhadap janji dan kepercayaan rakyat adalah pondasi yang kokoh dalam membangun sebuah pemerintahan yang kuat, adil dan sejahtera.
Disclaimer: Cerita ini bertujuan untuk menginspirasi dan menghibur. Paralel yang ada dengan kehidupan nyata tidak dimaksudkan. Segala kesamaan hanyalah kebetulan.
Penulis: ERW
Editor: redaksi