Target Miliaran Lobster: Konsorsium Nusantara Bidik Sukses Pemijahan yang Belum Tertaklukkan

SITUBONDO — Dalam dunia perikanan budidaya, tidak banyak yang berani mengambil risiko sebesar yang kini dilakukan oleh HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy atau yang lebih akrab disapa Ji Lilur. Tokoh kharismatik yang juga dikenal dengan gelar Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara ini, melontarkan gagasan ambisius. Rabu (30/04/25).

Gagasannya yang dimaksud adalah memijahkan lobster di perairan Indonesia, tepatnya di gugusan Teluk Kangean. Bersama tiga grup besar yakni BALAD Grup, GLORA Grup, dan PEBITALEKARA Grup, Ji Lilur menghadirkan satu babak baru dalam sejarah budidaya laut dunia.

Example 379x315

Proyek ini bertumpu pada pemahaman mendalam tentang pemijahan lobster. Sebuah proses reproduksi yang melibatkan pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan. Dalam praktiknya, pemijahan dapat berlangsung alami atau melalui intervensi manusia.

Namun, sampai hari ini, belum satu pun negara, institusi, atau lembaga riset yang berhasil memijahkan lobster secara konsisten. Di sinilah taruhan besar itu diletakkan.

BALAD Grup atau PT. Bandar Laut Dunia Grup menjadi induk perusahaan dari lebih dari 100 anak perusahaan di sektor perikanan budidaya bersama:

  • GLORA (Global “LOKETARUBACANATA” Nusantara) Grup dan
  • PEBITALEKARA (Pemijahan Biota Laut Ekuator Khatulistiwa Nusantara) Grup

Kolaborasi ini membidik pasar yang selama ini nyaris tak tersentuh oleh teknologi dan sains: PEMIJAHAN LOBSTER.

LOKETARUBACANATA sendiri adalah akronim dari kekayaan biota laut Nusantara: Lobster, Kuda Laut, Kerapu, Kerang, Kepiting, Teripang, Anggur Laut, Rajungan, Rumput Laut, Udang, Bawal, Cakalang, Napoleon, Tongkol, hingga Tuna. Dengan cakupan itu, GLORA Grup ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat budidaya laut tropis dunia.

Pemijahan lobster kini tengah dilakukan di hatchery milik PEBITALEKARA Grup di Situbondo. Nauplisoma atau benih lobster hasil pemijahan tersebut kemudian dikembangkan di sejumlah teluk di gugusan Teluk Kangean, termasuk Teluk Sabiteng dan Teluk Pulau Malang di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep.

Baca Juga:
Ji Lilur: Dari Hanoi, Akan Ku Taklukkan Indonesia dan Dunia!

Targetnya tidak main-main: satu miliar ekor nauplisoma lobster akan dihasilkan dalam kurun waktu enam bulan, dari Mei hingga November 2025. Untuk mencapai angka fantastis itu, akan disiapkan 100 set keramba pemijahan dengan total 5.000 unit.

Setiap unit keramba ditargetkan mampu menghasilkan 200.000 ekor nauplisoma. Dengan asumsi tingkat kelangsungan hidup atau survival rate sebesar 50 persen, proyek ini diharapkan menghasilkan 500 juta ekor BBL (Benih Bening Lobster).

Bila satu ekor BBL dihargai Rp 10.000, seperti di BLU Situbondo milik Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekonominya bisa mencapai Rp 5 triliun.

“Menarik bukan?” ujar Ji Lilur dalam nada retoris yang membakar semangat. Namun, semua itu tidak datang tanpa risiko. “Resikonya? Nauplisoma bisa mati semua,” tegasnya.

Ji Lilur menegaskan, sampai saat ini belum ada satu negara pun yang sukses memijahkan lobster. Puluhan negara telah mencoba. Ratusan, bahkan ribuan pengusaha juga sudah mencobanya. Hasilnya? Gagal total. Lalu bagaimana jika usaha besar ini gagal?

“Ya rugi. Rugi miliaran,” jawab Ji Lilur tanpa berputar kata. Namun, ia menegaskan bahwa kegagalan bukanlah akhir. Dalam dunia usaha, sukses dan gagal adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. “Kami sudah biasa,” ujarnya.

Keberanian BALAD Grup, GLORA Grup, dan PEBITALEKARA Grup bukan karena mereka memiliki jaminan sukses. Tidak ada itu. Tapi keyakinan mereka didasarkan pada prinsip: Yakin Usaha Sampai.

“Ada Allah. Bismillah,” tegas Ji Lilur penuh keyakinan. Kalimat ini diucapkan bukan sebagai sekadar retorika religius, tetapi sebagai bentuk kepasrahan setelah ikhtiar maksimal dilakukan.

Apakah terdengar sekonyol itu? Ji Lilur tidak memungkiri. Tetapi ia dan timnya tidak hanya berteori. Mereka bertindak. Mereka bekerja. Mereka mengambil risiko. Selebihnya, mereka serahkan kepada Tuhan.

Baca Juga:
Siapa Sebenarnya Mas Rio?

Jika upaya ini berhasil, maka BALAD Grup akan menjadi perusahaan pertama di dunia yang sukses memijahkan lobster. Sebuah pencapaian yang akan menempatkan Indonesia, khususnya kawasan Kangean, sebagai kiblat baru dalam perikanan budidaya dunia.

Keyakinan mereka bukan tanpa alasan. Laut Indonesia adalah laut istimewa. Laut yang membentang tepat di garis khatulistiwa dengan kekayaan biodiversitas tak tertandingi. Kondisi alam seperti ini hanya dimiliki oleh segelintir negara. Dan Indonesia berada di posisi terbaik.

Dengan semangat membumikan potensi laut dan menegakkan kedaulatan pangan laut, BALAD Grup, GLORA Grup, dan PEBITALEKARA Grup membawa pesan kuat: Indonesia layak menjadi Raja Laut Dunia.

“Salam Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tutup Ji Lilur dengan penuh keyakinan, seolah mengukir tekad di gelombang samudra Nusantara.

Penulis: Hamzah Editor: Redaksi
error: