Tim Budi Daya Lobster PT. BALAD Berangkat ke Lombok untuk Pelatihan dan Persiapan Ekspansi ke Vietnam

waktu baca 3 menit
Selasa, 10 Sep 2024 12:36 0 85 Editor

SBINews.id – Situbondo | Tim Budi Daya Lobster PT. Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Group) berangkat pada Senin, 9 September 2024 pukul 22.30 WIB dari Pelabuhan Jangkar Situbondo, Jawa Timur menuju Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB. Mereka akan menempuh perjalanan selama 11 jam untuk belajar budi daya lobster di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Setelah itu, empat orang dari mereka akan melanjutkan belajar budi daya lobster di Vietnam.

 

Tim yang terdiri dari sembilan orang ini mengendarai tiga mobil yang disopiri oleh tiga sopir. Kesembilan orang tim Balad Grup bersama tiga sopir yang naik kapal dari Pelabuhan Jangkar Situbondo ini semuanya adalah orang asli Situbondo, para pemuda harapan masa depan Situbondo. Mereka berkembang dibawah naungan multi perusahaan raksasa yang dikelola oleh HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy (Ji Lilur), seorang pengusaha multi nasional.

 

Tim Sembilan yang diutus langsung oleh Ji Lilur ini berencana berbudi daya lobster di Gugusan Teluk Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Rencana populasi lobster yang akan mereka piara secara bertahap adalah 10.000.000 ekor lobster selama setahun. Ji Lilur menjelaskan master plan bisnis ini dalam beberapa segmen:

 

Rencana Investasi Budi Daya:

  1. Memasang 200 blok keramba.
  2. Per blok keramba berisi 50.000 ekor.
  3. 1 blok keramba berisi 150 keramba.
  4. 1 keramba berisi 333 – 350 ekor lobster.
  5. Harga 1 blok keramba sekitar Rp. 750 juta.
  6. Harga 200 blok keramba: Rp. 150.000.000.000 (Seratus Lima Puluh Miliar).
  7. Harga pengadaan bibit lobster dengan asumsi per ekor Rp. 10.000 × 10.000.000 = Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh Miliar).
  8. Biaya pakan, obat-obatan serta biaya perawatan lainnya selama 1 tahun masa piara per 1 ekor lobster adalah Rp. 500.000 per ekor.
  9. Total biaya per ekor masa piara 1 tahun untuk 10.000.000 ekor adalah Rp. 500.000 × 10.000.000 = Rp. 5.000.000.000.000 (Lima Triliun Rupiah).
  10. Lokasi budi daya adalah Gugusan Teluk di Pulau Kangean, Sumenep, Jawa Timur dengan luas total 250 Ha.

 

Biaya Pengadaan Aset:

  1. 2 unit kapal angkut pakan dan penumpang: Rp. 10.000.000.000 (5 Miliar per kapal).
  2. 400 sampan sebagai transportasi di dalam area budi daya (200 blok keramba).
  3. 50 perahu transportasi dari mess ke area budi daya.

 

Karyawan:

  1. 10 mess karyawan di lokasi budi daya: Rp. 10.000.000.000.
  2. Jumlah karyawan per blok keramba sebanyak 7 orang.
  3. Jumlah karyawan di 200 blok keramba: 7 × 200 = 1.400 orang.
  4. Gaji karyawan dua kali UMR kabupaten setempat.
  5. 100 orang keamanan.

 

Jumlah dana, aset, dan karyawan yang ditulis di atas nantinya akan dikelola oleh sembilan orang ini dibantu manajemen BALAD GRUP di Kantor Graha Pena Ekstensi Lantai 10, Surabaya, Jawa Timur.

 

Pendanaan:

Awal budi daya dibiayai sendiri lalu berlanjut dibiayai dari hasil budi daya lobster di luar negeri – Vietnam.

 

Bayangkan! Sirkulasi bisnis budi daya lobster di satu gugusan teluk saja bisa memutar dana minimal Rp. 10 Triliun per tahun. Betapa dahsyatnya bisnis ini jika dilakukan di 567 teluk di seluruh Indonesia. Betapa dahsyatnya Indonesia andai bisnis budi daya ini merambah semua jenis ikan primadona dunia.

 

Negeri kepulauan ini kekuatannya di gugusan ribuan pulau itu, bukan di tambang batubara, bukan di tambang nikel; tambang-tambang ini akan habis, tidak bisa diperbarui. Negeri kepulauan NKRI ini kekuatannya di budi daya perikanan dan budi daya kelautan (rumput laut dsb) di ribuan pulau di Indonesia.

 

Terakhir Ji Lilur mengatakan bahwa sejauh ini tidak banyak yang melirik potensi bisnis dengan potensi profit yang menggiurkan ini. “Jika tidak banyak anak bangsa yang mau melakukannya, saya bersama BALAD GRUP bersedia mengawalinya. BISMILLAH,” tutupnya.

 

Pewarta: Hamzah/Tim

Editor: Redaksi

LAINNYA
error: