SITUBONDO – Semangat kebangsaan dan keislaman membuncah dalam Malam Inaugurasi dan Pembai’atan Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Situbondo, yang digelar meriah di alun-alun kota pada Sabtu malam (tanggal acara). Disaksikan ribuan pasang mata, acara tersebut juga dirangkai dengan apel gelar 2000 Pasukan Merah Putih Ansor dan Banser se-Situbondo, meneguhkan komitmen pemuda NU untuk menjaga agama, bangsa, dan negara.
Tepat pukul 19.30 WIB, gemuruh tepuk tangan hadirin menyambut dibukanya rangkaian acara. Dalam pengantar pembukaannya, pembawa acara menyampaikan pengantar penting: “Apa itu Ansor?” Sebuah pertanyaan yang menggema retoris yang kemudian dijawab lugas dengan narasi historis dan ideologis.
GP Ansor (Gerakan Pemuda Ansor), dijelaskan MC, merupakan organisasi kepemudaan Islam yang lahir di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1934. Berakar dari semangat kaum Ansor di zaman Rasulullah SAW, organisasi ini hadir sebagai wadah pembinaan generasi muda dengan basis ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, cinta tanah air, dan kepedulian sosial.
Diperkuat oleh sayap organisasinya yakni Banser (Barisan Ansor Serbaguna), GP Ansor bergerak dalam bidang kaderisasi, pengamanan, hingga kegiatan kemanusiaan.
Suasana malam kian khidmat ketika Habib Hussein memimpin doa pembuka. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Khairul Umam, yang menyejukkan dan menguatkan spiritualitas para hadirin.
Puncak acara adalah prosesi pembai’atan dan pelantikan Pengurus baru GP Ansor Situbondo secara serempak, yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor, H.A. Rifqi Al Mubarok. Pembacaan bai’at berlangsung sakral. Para pengurus berdiri tegap, tangan kanan mereka terangkat, mengucap ikrar setia kepada organisasi, ulama, dan bangsa.
Dalam sambutannya, Johantono, selaku Ketua PC GP Ansor Situbondo yang baru dilantik, menyampaikan terima kasih mendalam kepada seluruh hadirin, mulai dari kader di tingkat ranting hingga cabang, Banser, hingga tamu kehormatan dari berbagai instansi.
“Kehadiran sahabat semua adalah semangat bagi kami untuk menata dan memperbaiki organisasi. Ini bukan sekadar pelantikan, ini adalah momen untuk mulai bekerja,” ujar Johantono, pada Jumat, 27 Juni 2025.
Johantono juga mengapresiasi Pemerintah Daerah, khususnya Bupati dan Wakil Bupati Situbondo, atas dukungan dan fasilitas yang luar biasa. Menurutnya, kolaborasi antara GP Ansor dan pemerintah daerah harus terus dibangun dan diperkuat hingga ke tingkat kecamatan (PAC) dan desa (ranting).
Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya agar pengurus baru tidak menjadi “urusan” bagi sesama pengurus. “Kalau merasa berat dengan sumpahnya, silakan mundur,” tegasnya. Ia juga menegaskan bahwa sekretariat organisasi adalah rumah bersama, bukan milik segelintir orang.
Johantono mengingatkan kembali perjuangan KH. Raden As’ad Syamsul Arifin, tokoh sentral Nahdlatul Ulama dari Situbondo yang telah menjadi inspirasi nasional. Ia berharap pengurus dan kader dapat melanjutkan jejak perjuangan tersebut dengan militansi dan pengabdian.
Pesan penutup dari Johantono adalah pentingnya mendukung program pemerintah, terutama dalam penguatan UMKM. GP Ansor, menurutnya, harus menjadi motor penggerak ekonomi berbasis masyarakat melalui sinergi program-program konkret.
Sambutan berikutnya datang dari Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio). Dalam nada akrab namun tegas, Mas Rio mengapresiasi keragaman latar belakang para pengurus GP Ansor, dari berbagai partai politik hingga aparatur pemerintah. Menurutnya, Ansor adalah miniatur kebhinekaan Indonesia.
“Ansor harus jadi miniatur dari semua kepentingan yang ingin membangun Situbondo. Kita ini satu perahu,” serunya lantang.
Mas Rio menyoroti pentingnya kolaborasi organisasi kepemudaan dengan program-program daerah, terutama dalam upaya menaikkan kelas pelaku UMKM. Ia juga membongkar persepsi keliru masyarakat tentang UMKM yang hanya dipersempit pada pedagang kaki lima.
UMKM, tegasnya, mencakup wirausaha kreatif dari berbagai sektor, seperti digital planner, eco planner, hingga socio planner. Untuk itu, Pemerintah Situbondo meluncurkan program Forza UMKM, sebuah skema dukungan modal dengan bunga dan biaya ditanggung oleh pemerintah.
“Target kita jelas: kemiskinan turun menjadi 9% dalam lima tahun. Tapi ini hanya bisa dicapai kalau mindset kita berubah,” katanya, disambut tepuk tangan hadirin.
Mas Rio juga menyampaikan komitmen Pemda terhadap peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan dan guru honorer, termasuk dalam hal upah. Ia berharap GP Ansor dapat ikut serta dalam fungsi kontrol dan penyiaran kebijakan-kebijakan publik agar tepat sasaran.
Sambutan penuh hikmah disampaikan oleh KH. Ach. Muhyiddin Khotib, M.H.I., Ketua PCNU Situbondo. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan sejarah singkat NU, termasuk posisi GP Ansor dan Banser di dalamnya. Ia juga mengulas bagaimana NU menerima Pancasila sebagai dasar negara dengan semangat kebangsaan yang tinggi.
Sebagai penutup acara secara keseluruhan, suasana kembali semarak ketika Cak Sodiq, penyanyi koplo fenomenal dari Probolinggo, tampil di atas panggung. Lagu-lagu khasnya yang enerjik langsung menggugah ribuan peserta untuk berjoget bersama. Panggung berubah menjadi arena kegembiraan, menutup malam inaugurasi yang syahdu sekaligus meriah.
Acara malam itu bukan hanya seremoni, tetapi juga penanda dimulainya babak baru kepengurusan GP Ansor Situbondo. Di bawah komando Johantono, ditopang semangat kader Banser dan dukungan pemerintah daerah, harapan besar terbit untuk masa depan organisasi ini: membumi, membangun, dan menjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah demi Situbondo dan Indonesia.