Nasim Khan Respons Polemik Sound Horeg, Desak Pemda Segera Gelar Dialog Terbuka dengan Warga

SITUBONDO – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nasim Khan, angkat bicara terkait maraknya polemik seputar pertunjukan sound horeg yang belakangan ini menjadi perhatian publik. Menurutnya, perlu ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk merespons keresahan masyarakat yang muncul akibat aktivitas hiburan jalanan tersebut.

Dalam keterangan pers yang disampaikan pada Selasa (15/7/2025), Nasim Khan menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak boleh tinggal diam. Ia meminta agar Pemda segera menginisiasi dialog bersama unsur terkait, seperti kepolisian, TNI, dan tokoh masyarakat, guna mencari solusi yang adil dan komprehensif atas persoalan yang mulai memicu konflik di lapangan.

“Pemerintah daerah harus turun tangan. Duduk bersama dengan pihak kepolisian, TNI, dan tokoh masyarakat untuk membahas persoalan ini secara terbuka dan tuntas,” tegas Nasim Khan.

Legislator asal Dapil Jawa Timur III itu menilai, keberadaan sound horeg sejatinya merupakan bagian dari hiburan masyarakat yang tidak serta merta bisa dilarang begitu saja. Namun, Nasim mengingatkan pentingnya regulasi yang tegas agar kegiatan tersebut tidak menimbulkan gangguan ketertiban umum.

“Perlu ada aturan yang jelas mengenai batas waktu, lokasi, dan teknis pertunjukan sound horeg. Jangan sampai aktivitas hiburan ini justru mengganggu warga, apalagi sampai merusak properti rumah warga. Itu tidak bisa ditoleransi,” ujarnya.

Menurut Nasim, upaya penyelesaian masalah sound horeg harus mengedepankan pendekatan dialog dan edukasi, bukan semata-mata tindakan represif. Ia berharap semua pihak bisa menjaga harmoni sosial dan menempatkan kepentingan masyarakat secara proporsional, termasuk hak warga untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan di lingkungan tempat tinggalnya.

Fraksi PKB, lanjut Nasim Khan, mendorong adanya sinergi lintas sektor dalam menangani isu ini agar tidak menimbulkan konflik horizontal di masyarakat. Ia menyarankan, pemerintah bersama aparat keamanan dan tokoh masyarakat perlu membuat kesepakatan bersama terkait tata kelola sound horeg, sehingga tidak merugikan salah satu pihak.

Baca Juga:
Diduga Terlibat Praktik Calo Tiket: Oknum ASDP Jangkar Diberhentikan

Polemik sound horeg memang menjadi isu yang kian mengemuka di sejumlah daerah, termasuk Situbondo. Banyak warga mengeluhkan kebisingan yang ditimbulkan dari iring-iringan kendaraan pengangkut perangkat sound horeg yang kerap melintas di depan rumah-rumah penduduk dengan volume suara yang tinggi.

Bahkan, beberapa kasus berujung pada konflik fisik antara warga dan rombongan sound horeg. Salah satu contoh, terjadi perselisihan saat warga memprotes suara bising yang mengganggu anaknya yang sedang sakit. Sayangnya, protes tersebut berakhir dengan tindak kekerasan.

Selain itu, dalam beberapa kejadian, rombongan sound horeg juga kerap merusak properti warga. Misalnya, saat kendaraan pengangkut sound horeg tak bisa melintas karena terhalang pagar rumah warga, pagar itu justru dirobohkan secara paksa agar rombongan bisa lewat. Kejadian seperti ini memicu kemarahan masyarakat dan menambah daftar panjang konflik sosial akibat sound horeg.

Tidak hanya itu, ada pula insiden di mana kendaraan pengangkut sound horeg terguling akibat medan jalan yang tidak memadai, hingga menyebabkan warga di sekitar lokasi mengalami luka-luka. Peristiwa tersebut semakin memperparah polemik yang sudah berlangsung beberapa waktu terakhir.

Nasim Khan berharap, persoalan ini segera ditangani secara serius oleh pemerintah daerah agar tidak berkembang menjadi konflik sosial yang lebih besar. Ia menegaskan kembali pentingnya dialog terbuka dan perumusan regulasi yang mengedepankan keseimbangan antara hak hiburan masyarakat dengan ketertiban umum.

“Jangan sampai gara-gara sound horeg, warga saling bermusuhan. Hiburan itu boleh, tapi jangan sampai melukai dan merugikan pihak lain,” pungkas Nasim Khan.

Penulis: HamzahEditor: Redaksi
error: