Audiensi Nasim Khan Soroti Sengkarut Gula Rafinasi yang Mengakibatkan Gula Petani Tak Mampu Terjual

BONDOWOSO – Ratusan petani tebu dari Bondowoso dan Situbondo berkumpul di Aula PG Pradjekan dalam sebuah audiensi yang digagas oleh H. M. Nasim Khan. Acara ini merupakan kolaborasi antara Nasim Khan bersama Danantara Indonesia, Perkebunan Nusantara, dan Sinergi Gula Nusantara.

Audiensi yang diselenggarakan di Aula PG Pradjekan, Jl. Raya Situbondo, Grundo, Prajekan Kidul, Kec. Prajekan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada hari Minggu, 10 Agustus 2025 ini menjadi forum penting untuk membahas isu krusial yang kini menghantui kesejahteraan para petani: dampak peredaran bebas gula kristal rafinasi (GKR).

Acara tersebut dihadiri oleh Anggota Komisi VI DPR-RI HM Nasim Khan didampingi jajaran pengurus Nasim Khan Indonesia (NKI) beserta organisasi otonomi di bawahnya, Anggota DPRD Situbondo dara PKB Zulfikar Purnama Rahman, pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) dari tingkat provinsi hingga daerah, serta para General Manager (GM) Pabrik Gula (PG) Pradjekan dan PG Asembagus.

Dalam pertemuan ini, topik utama yang disoroti adalah ketidakmampuan gula kristal putih (GKP) atau gula produksi pabrik dari hasil tebu petani untuk bersaing dengan GKR. Gula rafinasi yang secara spesifik ditujukan sebagai bahan baku industri, kini marak beredar di pasaran bebas dengan harga yang jauh lebih murah. Kondisi ini membuat gula petani sulit terjual, mengakibatkan penumpukan stok yang signifikan di gudang-gudang pabrik gula.

Akibatnya, pembayaran hasil tebu yang seharusnya diterima petani menjadi tertunda. Selain itu, gula yang disimpan terlalu lama berisiko mengeras dan kualitasnya menurun, menambah kerugian bagi petani.

Gula rafinasi sendiri adalah gula hasil pemurnian gula mentah yang memiliki kristal lebih halus dan berwarna putih bersih. Gula ini seharusnya hanya digunakan untuk kebutuhan industri makanan, minuman, dan farmasi, bukan untuk konsumsi langsung rumah tangga. Seharusnya, gula pasir atau GKP-lah yang kita temui di pasaran untuk keperluan dapur.

Baca Juga:
Tambang Galian C di Kotaanyar, Probolinggo, Diduga Beroperasi Ilegal

Dalam sesi tanya jawab, para petani tebu menyampaikan berbagai keluhan dan pertanyaan mereka. Nasim Khan bersama para GM Pabrik Gula mendengarkan dan menampung semua masukan tersebut.

Meskipun permasalahan ini kompleks, audiensi ini setidaknya telah menghasilkan komitmen untuk mengupayakan beberapa solusi guna mengendalikan peredaran GKR di pasaran. Upaya ini diharapkan mampu mengembalikan stabilitas harga GKP dan menjamin kesejahteraan para petani tebu di masa depan.

Penulis: HamzahEditor: Redaksi
error: