Gereja Maria Bintang Samudera Resmi Jadi Cagar Budaya, Bupati Situbondo: Saya Harus Melayani Seluruh Warga Tanpa Pandang Bulu

SITUBONDO (SBINews.id) — Komitmen menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama di Kabupaten Situbondo ditegaskan oleh Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio), yang secara resmi menetapkan Gereja Katolik Maria Bintang Samudera sebagai Cagar Budaya dan Struktur Cagar Budaya. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti di Jalan Mawar, Situbondo, pada hari Jumat (10/10/25).

Penetapan status cagar budaya ini menjadi momen bersejarah, bukan hanya bagi umat Katolik di Situbondo, tetapi juga sebagai simbol harmoni di tengah keberagaman daerah tersebut.

Dalam sambutannya, Bupati Mas Rio menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penetapan cagar budaya ini. Ia dengan lugas menyatakan prinsip kepemimpinannya yang menjunjung tinggi keadilan bagi seluruh warganya.

Dok.Foto: Sambutan Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio).

“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penetapan cagar budaya ini dan saya menegaskan komitmen untuk menjunjung tinggi toleransi serta kerukunan umat beragama,” ujar Mas Rio.

Ia melanjutkan, “Sebagai pemimpin, saya tidak boleh pandang bulu. Tidak boleh memikirkan satu dua kelompok saja. Tetapi, saya harus melayani seluruh warga Situbondo yang saya cintai.”

Mas Rio menekankan pentingnya menjaga semangat toleransi dan persaudaraan di tengah keberagaman di Situbondo. Ia berharap bangunan gereja yang kini berstatus cagar budaya ini dapat terus dijaga bersama dan menjadi simbol harmoni di Kabupaten Situbondo.

“Kita hidup dalam keragaman umat beragama. Oleh karena itu, mari kita saling toleransi,” pungkasnya, diiringi ucapan selamat atas ditetapkannya bangunan gereja beserta strukturnya sebagai cagar budaya.

Penetapan ini memiliki makna mendalam, mengingat sejarah panjang yang menyertai berdirinya Gereja Katolik Maria Bintang Samudera. Romo Hugo Yakobus Sugianto, dalam sambutannya, memaparkan kisah berliku komunitas Katolik di Situbondo.

Baca Juga:
Situbondo Memanas: ESTO Resmi Daftar Calon Bupati dan Wakil Bupati Melalui PPP

Menurut Romo Hugo, dahulu pernah ada Kampung Katolik di Kota Bedah Panarukan, namun komunitas tersebut hilang pasca-penaklukan oleh Kerajaan Islam Pasuruan pada tahun 1597. Tugu Portugis di Panarukan menjadi saksi bisu kehadiran komunitas Katolik kala itu.

Komunitas Katolik di Situbondo mulai aktif kembali dan dilayani dari gereja Bondowoso sejak tahun 1936, dan secara resmi berdiri pada tahun 1958, meski belum memiliki tempat ibadah permanen. Pembangunan sekolah Katolik, dimulai dari Sekolah Dasar Katolik (SDK) pada Januari 1958 dan diresmikan November 1958, disusul pembangunan SMPK.

Gedung gereja permanen baru dibangun pada tahun 1967. Yang menarik, batu pertama yang menjadi pondasi gereja diambil dari reruntuhan gereja zaman Portugis di Panarukan, sebuah langkah untuk menyambung kembali benang sejarah yang terputus.

“Pada tanggal 25 November 1967, meski bangunan gereja belum selesai, tetapi diresmikan oleh Keuskupan Malang,” jelas Romo Hugo.

Sejarah kelam juga pernah dialami gereja ini, di mana pada 10 Oktober 1996, bangunan ini pernah menjadi korban pembakaran dan mengalami kerusakan. Setelah diteliti oleh tim cagar budaya, kini struktur bangunan gereja ini, termasuk lonceng bersejarahnya, ditetapkan sebagai Cagar Budaya.

Dok.Foto: Pemotongan tumpeng oleh Romo Hugo Yakobus Sugianto dan diserahkan kepada Mas Rio.

Acara peresmian ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, menandakan dukungan lintas sektor terhadap pelestarian sejarah dan semangat toleransi di Situbondo.

Tampak hadir mendampingi Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio) antara lain: Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo, Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Danramil 0823/01 Kota Kapten Inf Joni Kriswanto, Kapolsek Situbondo Kota Iptu Mardi Hartoyo.

Tampak hadir juga Camat Situbondo Kota Jupri Setyo Utomo, Lurah Patokan Aries Priyo Susanto, Romo Hugo Yakobus Sugianto, dan Romo Immanuel Puji Astanto, para suster, diakon, umat Paroki Maria Bintang Samudera, serta aktivis sejarah dari Museum Balumbung Situbondo.

Baca Juga:
Wakil Bupati Situbondo Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Sumberejo
Penulis: HamzahEditor: Hamzah
error: