SITUBONDO — Pemerintah Kecamatan Situbondo terus mendorong pendekatan kultural dan spiritual dalam menyerap aspirasi masyarakat melalui inovasi forum cerdas bertajuk Ngopi Bareng, yang kembali digelar pada Selasa malam, 22 Juli 2025, di Balai Kecamatan Situbondo. Dimulai pukul 19.00 WIB hingga selesai, forum ini dibalut dengan pembacaan Sholawat Nariyah serta pengajian cerdas yang merangkul unsur pemerintahan, tokoh agama, dan masyarakat luas.
Acara yang menjadi agenda bulanan di Kecamatan Situbondo ini merupakan bagian dari pola komunikasi langsung pemerintah dengan warganya. Setelah diawali di Balai Kecamatan, forum ini akan dilaksanakan bergiliran di empat desa dan dua kelurahan di wilayah Kecamatan Situbondo. Kegiatan ini terbukti mampu memperkuat silaturahmi, menyelaraskan program kerja, dan menyelesaikan persoalan sosial secara musyawarah.
Malam ini, tema yang diangkat cukup strategis, yakni persiapan menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-80 serta antisipasi perubahan arus lalu lintas sebagai dampak dari ditutupnya jalur Kumitir, Banyuwangi, selama beberapa bulan ke depan.
Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam forum ini, di antaranya Danramil Situbondo Kota Kapten Inf Joni Kriswanto, Kapolsek Situbondo Kota Iptu Mardi Hartoyo, S.H., Lurah Dawuhan Ivan Susatyo Pribadi, S.H., Lurah Patokan Aris Priyo Susanto, Kades Olean Anshori, Kades Kalibagor Misnadin, serta perwakilan dari Pemdes Talkandang dan Kotakan.
Dukungan lintas sektor juga tampak dari kehadiran Kepala Puskesmas Situbondo Kota, drg. Hesty Tulus Panggih Arini, M.M.R.S., perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Situbondo, serta sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama yang selama ini aktif dalam pemberdayaan masyarakat.
Dalam sesi penyampaian aspirasi, perwakilan desa dan kelurahan memaparkan rencana kegiatan selama bulan Agustus 2025. Selain agenda kemerdekaan, muncul pula sejumlah keluhan dan perhatian masyarakat, seperti dampak sosial dari praktik nikah sirri yang kerap memunculkan persoalan hak dan status hukum dalam masyarakat.
Semua pertanyaan dan aspirasi dijawab dengan terbuka oleh Camat Situbondo, Danramil, Kapolsek, dan perwakilan Kemenag. Jawaban disampaikan secara lugas, namun tetap mengedepankan etika dan nilai kearifan lokal. Para peserta forum merasa dihargai dan mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap berbagai kebijakan dan isu aktual.
Danramil Situbondo Kota, Kapten Inf Joni Kriswanto, mengimbau agar seluruh kegiatan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-80 memperhatikan dampak terhadap lalu lintas, mengingat adanya peningkatan arus kendaraan di wilayah Situbondo. Hal senada disampaikan Kapolsek Iptu Mardi Hartoyo, S.H., yang mengingatkan bahwa Situbondo akan menjadi titik konsentrasi kendaraan dari arah Probolinggo dan Bondowoso menuju Bali, serta sebaliknya.
“Koordinasi lintas sektor sangat penting, apalagi bila menyangkut potensi kemacetan dan keselamatan lalu lintas. Mari kita ciptakan suasana kondusif tanpa mengurangi semarak perayaan kemerdekaan,” ujar Iptu Mardi.
Kepala Puskesmas Situbondo juga menyampaikan persoalan pelayanan kesehatan yang terkendala oleh kelengkapan administrasi kependudukan yang diakibatkan oleh Nikah Sirri. Utamanya adalah kelengkapan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) anak yang lahir dari pernikahan sirri.
Sementara itu, perwakilan Kemenag menanggapi masalah nikah sirri dengan mengedepankan edukasi hukum perkawinan dan perlindungan anak. “Pernikahan tidak tercatat menyebabkan banyak masalah, termasuk tidak diakuinya hak-hak anak dalam administrasi kependudukan maupun pendidikan,” jelasnya.
Camat Situbondo menutup forum dengan menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat dalam menyongsong HUT RI ke-80 dan menyikapi dampak mobilitas tinggi di Situbondo. Ia juga mengapresiasi semangat warga dan perangkat desa yang terus menjaga suasana guyub dan produktif melalui forum seperti ini.
Forum Ngopi Bareng kembali menjadi bukti bahwa pendekatan informal yang dikemas secara religius dan komunikatif mampu menjadi media efektif untuk membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Dengan balutan sholawat dan obrolan santai, berbagai persoalan berat menjadi ringan untuk dicari jalan keluarnya.