Perjalanan Bisnis Penuh Kontroversi: Jejak Ji Lilur dalam Pusaran Ekspor Benih Lobster

SITUBONDO – HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, yang lebih dikenal dengan nama sapaan Ji Lilur, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, ia muncul dengan narasi baru yang menggambarkan perjalanan bisnisnya sebagai AKUR AMAT KAU PEDRAS—sebuah akronim dari sederet sektor usaha yang ia geluti, mulai dari Akuakultur, Rokok, Air Mineral, Tambang, Kebun, Tembakau, Pertanian, Perdagangan, hingga Beras. Namun, di balik narasi ambisius ini, terdapat kisah pelik yang berpusat pada bisnis ekspor Benih Bening Lobster (BBL).

Dalam rilis pers yang beredar, Ji Lilur secara terbuka mengklaim bahwa ia menghabiskan 19 bulan terakhir untuk berupaya masuk ke dalam bisnis ekspor BBL dari Indonesia ke Vietnam. Selama periode itu, ia merasa DI-PRANK dan DIKIBULI oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan menterinya sendiri. Ia menuduh bahwa aturan yang dibuat oleh kementerian tidak dipatuhi, dan semua prosesnya dibuat ‘gelap‘. “Menteri gelap!” selorohnya.

Kebuntuan yang ia rasakan akhirnya menemukan titik terang. Ji Lilur menyatakan rasa syukurnya ketika pada 1 Agustus (2025) lalu, Presiden RI Prabowo Subianto memutuskan untuk menghentikan sementara ekspor BBL. Lebih dari itu, Presiden disebut-sebut telah menarik otoritas kewenangan aturan ekspor dari KKP melalui Keputusan Menteri KKP Nomor 7 Tahun 2024. Otoritas ini, menurut Ji Lilur, akan langsung diatur oleh Presiden melalui Peraturan Presiden (Perpres) yang sedang digodok.

Kabarnya, aturan baru ini akan melibatkan lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, BPK, KPK, Polri, TNI, dan Kejaksaan Agung. Bahkan, ia menyebutkan kemungkinan keterlibatan Kementerian Pertahanan.

Perubahan ini, bagi Ji Lilur, adalah sebuah kelegaan. Ia merasa dengan aturan main yang lebih setara dan objektif, ia—bersama grup usahanya, Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup—akan menjadi “Raja Lobster Dunia“. Ia sesumbar bahwa pasar di Vietnam akan ia kuasai, dan pasokan dari Indonesia sedang disiapkan untuk dihegemoni.

Baca Juga:
Mengapa Ruang Terbuka Hijau Penting untuk Kesehatan Kota?

Untuk mewujudkan ambisi ini, ia mengumumkan bahwa dalam 10 hari ke depan, 17 tim BALAD Grup akan bergerak ke sebuah provinsi untuk melakukan tiga hal:

  • Membuka kantor cabang di tingkat provinsi dan kabupaten.
  • Membuka sembilan gudang untuk penampungan dan pembelian BBL.
  • Mendirikan 200 Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang akan melibatkan ribuan nelayan, lengkap dengan ratusan kapal dan alat tangkap BBL secara bertahap.

Di tengah fokusnya pada bisnis BBL, BALAD Grup juga akan menata kembali usaha akuakultur di Gugusan Teluk Kangean. Sementara itu, Ji Lilur sendiri akan memulai kembali agenda kerja lainnya yang sempat terbengkalai akibat “Perang Panjang Dengan Mafia Lobster“.

Sejak minggu lalu, Ji Lilur mengaku sudah kembali menata bisnis tambangnya. Ia menyebutkan bahwa dari ratusan tambang inilah, usaha-usaha lainnya akan segera diwujudkan, termasuk:

  • Pembangunan Pabrik Rokok Bintang Sembilan (RBS).
  • Pembangunan Pabrik Beras.
  • Penguasaan perkebunan tembakau.
  • Pendirian pabrik air mineral.
  • Pelaksanaan perdagangan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan budidaya.

Ji Lilur mengungkapkan kebahagiaan dan kebanggaannya. Ia menyebut bahwa Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, telah “berani memberangus Mafia”. Ia merasa bahwa kerja jujur dan idealisnya kini telah memperoleh dukungan utama dari Presiden. “Inilah saatnya saya bekerja maksimal,” ujarnya.

Ji Lilur mengakhiri narasinya dengan sebuah janji perjalanan usaha yang ia beri nama AKUR AMAT KAU PEDRAS, disertai ajakan untuk mencintai dan membangun Indonesia bersama-sama. Narasi ini ditutup dengan salam khas “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dan menyebut dirinya sebagai “Sang Surya Majapahit“.

Penulis: Hamzah - WAGEditor: Hamzah
error: