Dina Lorenza Gelar Workshop EKRAF: Dorong UMKM Situbondo Naik Kelas

SITUBONDO (SBINews.id) — Anggota Komisi VII DPR RI, Dina Lorenza Audrina, terus menunjukkan komitmennya terhadap penguatan ekonomi masyarakat melalui sektor kreatif. Dalam rangkaian kegiatan reses masa sidang tahun 2025, Dina menggelar Workshop Ekonomi Kreatif (EKRAF) selama dua hari, 22–23 Oktober 2025, bertempat di Aula Hotel Lotus, Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.

Kegiatan ini menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Badan Ekonomi Kreatif) melalui dua direktorat penting. Hari pertama diisi oleh Direktorat Fasilitasi Infrastruktur –Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif dengan tema “Kabupaten/Kota Kreatif”. Hari kedua dilanjutkan oleh Direktorat Penerbitan dan Fotografi –Deputi Bidang Kreativitas Media, dengan topik “Fotografi dan Storytelling untuk Memperkuat Promosi Produk Daerah EKRAF”.

Sebanyak 200 peserta dari berbagai unsur pelaku UMKM, komunitas ekonomi kreatif, hingga perwakilan desa wisata hadir di tiap harinya. Turut hadir pula Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Situbondo, Puguh Wardoyo, unsur Forkopimca Panji, serta para narasumber dari Kemenparekraf.

Dalam sambutannya di hari pertama, Dina Lorenza menegaskan pentingnya kolaborasi antar instansi dalam mendukung pengembangan usaha kecil menengah.

“Para pengusaha kecil harus berani mengembangkan usahanya agar lebih meningkat. Untuk itu, bekerjasama dengan dinas terkait itu penting,” ucapnya.

“Pasang surut itu hal biasa, yang penting jangan putus asa,” tambahnya, disambut tepuk tangan peserta.

Sementara itu, Puguh Wardoyo dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pihaknya siap memfasilitasi para pelaku usaha Situbondo.

“Disparpora siap membantu pengusaha UMKM untuk mendapatkan akses bantuan dan pendampingan dari Diskoperindag Situbondo,” ujarnya.

Memasuki hari kedua, suasana workshop semakin hidup. Dina Lorenza dengan gaya komunikatif khasnya, menyoroti potensi besar Situbondo yang kaya akan sumber daya alam dan budaya.

Baca Juga:
Soliditas TNI - Polri di Nganjuk Jalin Silaturahmi Sambangi Sejumlah Ponpes

“Dari Bondowoso sampai Situbondo dan Banyuwangi, semua satu dapil saya, Masya Allah indah banget. Banyak potensi, dari pemandangan, makanan, sampai kerajinan, semuanya bisa dijual dan dipromosikan,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya kreativitas dalam membangun narasi produk lokal.

“Sekarang banyak yang pakai storytelling digital. Kadang malah cerita sederhana seperti ‘jualanku belum laku’ bisa menggerakkan empati dan membuat orang datang membeli. Jadi cerita itu punya kekuatan besar,” tutur mantan artis yang kini aktif di dunia politik itu.

Ia juga berpesan agar para pelaku UMKM Situbondo tidak minder dan terus berinovasi. “Kita ini kaya potensi. Situbondo punya kuliner khas, punya masyarakat yang ramah. Kalau semua ini dikemas lewat foto yang bagus dan cerita yang menarik, orang luar akan tertarik datang dan membeli,” tambahnya.

Usai kegiatan hari kedua, Dina Lorenza berbagi pandangannya terkait pentingnya ekonomi kreatif di daerah. Dalam wawancara khusus, ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan langkah nyata untuk menaikkan kelas pelaku UMKM.

“Kita punya banyak UMKM yang bagus, tapi kadang mereka bingung bagaimana cara agar produknya dikenal orang. Nah, lewat fotografi dan storytelling ini, kita ajarkan cara membuat produk mereka terlihat menarik dan punya cerita yang memikat,” jelasnya.

Dina juga menekankan bahwa ekonomi kreatif tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus bersinergi dengan sektor lain seperti pariwisata dan industri.

“Misalnya, di desa wisata, ada UMKM yang jual kopi atau tape. Nah, itu harus dikemas jadi satu kesatuan. Pariwisata butuh produk, UMKM butuh promosi, dan anak muda bisa bantu dengan ide kreatif, misalnya lewat konten digital, animasi, atau video pendek,” paparnya.

Baca Juga:
RSUD Besuki Genjot Layanan Kesehatan Berkat Dana Cukai 1,48 Miliar

Politisi Demokrat itu menilai bahwa Situbondo memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas. “UMKM, pariwisata, perindustrian, semuanya bisa disinergikan. Kita dorong agar pelaku ekonomi kreatif di Situbondo makin kreatif dan melek digital,” ujarnya.

Dina berharap, kegiatan seperti ini dapat menjadi pemantik bagi para pelaku usaha kecil di Situbondo untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Mudah-mudahan masyarakat Situbondo makin melek teknologi. Sekarang semuanya serba digital. Jadi, ayo kita gotong royong, bangun ekonomi lokal bersama,” pungkasnya.

Kegiatan workshop Ekraf ini menjadi contoh konkret bagaimana masa reses anggota DPR dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif dan berdampak langsung bagi masyarakat. Tidak hanya menjadi wadah aspirasi, tetapi juga ajang pemberdayaan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Selama dua hari pelaksanaan, peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi. Mereka diajak belajar langsung dari narasumber profesional bidang fotografi dan digital storytelling mengenai teknik pengambilan gambar produk, pengelolaan media sosial, hingga cara membangun narasi yang emosional untuk pemasaran.

Dengan berakhirnya kegiatan pada 23 Oktober 2025, banyak pelaku UMKM mengaku termotivasi untuk memperbaiki tampilan produk dan strategi promosinya. Sebagian bahkan berencana membentuk komunitas kreatif kecil di tingkat kecamatan untuk melanjutkan jejaring kolaborasi yang sudah terbangun.

Melalui kegiatan ini, Dina Lorenza tidak hanya menguatkan jembatan antara masyarakat dan pemerintah pusat, tetapi juga menanamkan semangat baru bagi pelaku ekonomi kreatif Situbondo untuk naik kelas, mandiri, dan berdaya saing di era digital.

Penulis: HamzahEditor: Hamzah
error: