SITUBONDO – Desa Wonorejo di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, menjadi tuan rumah kegiatan Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang digelar oleh anggota Komisi VII DPR-RI dari Partai Demokrat, Dina Lorenza Audria, S.I.P., bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Wonorejo pada Minggu (1/6/2025), sekaligus menjadi momen silaturahmi langsung antara wakil rakyat dan konstituen di daerah.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh dan unsur masyarakat, antara lain Heru Setiawan selaku Tenaga Ahli Dina Lorenza di Situbondo, Misyono sebagai asisten tenaga ahli, Kepala Desa Wonorejo Sumarto Adi, S.Sos., perwakilan BPJS Hangki Kurniawan, anggota DPRD Situbondo dari Partai Demokrat Yogi Pratama, S.Sos., serta sejumlah personel dari Polres Situbondo dan Polsek Banyuputih.
Dalam sambutannya, Dina Lorenza menekankan pentingnya peran BPJS tidak hanya sebagai perlindungan kesehatan pribadi, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas sosial. “Selain untuk diri sendiri, apa manfaat BPJS?” tanya Dina kepada warga. “Betul, karena menolong. Jadi yang belum pernah pakai BPJS itu membantu teman-teman yang lain untuk mendapatkan BPJS, misalnya untuk operasi,” lanjutnya.
Ia juga mengibaratkan kepesertaan BPJS sebagai tabungan akhirat. “Kayak saya nih, saya belum pernah pakai BPJS. Jadi saya punya tabungan akhirat,” katanya disambut senyum warga. Dina berharap penjelasan yang diberikan dalam kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kepala Desa Wonorejo, Sumarto Adi, S.Sos., mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh sekitar 300 warga yang sebagian besar sudah memiliki BPJS. Namun, menurutnya, pemahaman warga terhadap fungsi dan aturan program tersebut masih perlu ditingkatkan. “Acara hari ini memberikan pemahaman kepada masyarakat akan program BPJS agar bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujarnya.
Sumarto menambahkan bahwa Desa Wonorejo merupakan desa yang letaknya cukup terpencil, terpisah sejauh 23 kilometer dari desa-desa lain di kecamatan yang sama. Meski begitu, fasilitas kesehatan di desa tersebut tergolong lengkap. “Alhamdulillah, fasilitas terkait dengan puskesmas, ambulans, dan layanan dasar kesehatan lainnya tersedia di desa ini,” katanya.
Saat ditanya tentang harapannya atas kunjungan Dina Lorenza, Sumarto menyatakan aspirasi agar perhatian terhadap Wonorejo semakin besar. “Mudah-mudahan aspirasi dari masyarakat, baik dari kalangan bawah maupun atas, bisa dibawa ke tingkat legislatif dan menghasilkan peningkatan pelayanan publik serta kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Salah satu aspirasi prioritas yang disampaikan adalah penguatan dan pengembangan desa wisata kebangsaan di Wonorejo agar bisa dikenal secara internasional. Ia juga berpesan agar masyarakat terlibat aktif dalam menjaga dan mengembangkan potensi wisata berbasis masyarakat, termasuk dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Sementara itu, perwakilan dari BPJS, Hangki Kurniawan, menjelaskan kepada peserta tentang hak dan kewajiban peserta JKN, serta pemanfaatan layanan yang tersedia. “Tadi kami jelaskan layanan yang bisa digunakan, termasuk aplikasi Mobile JKN yang sangat bermanfaat untuk mengakses informasi, mengubah data, serta antrian online,” jelasnya.
Terkait isu diskriminasi layanan BPJS di rumah sakit, Hangki menegaskan bahwa hal tersebut sudah tidak terjadi lagi. “Rumah sakit sudah berkomitmen dengan menandatangani kesepakatan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta BPJS,” katanya.
Jika ada warga yang merasa mendapatkan layanan yang diskriminatif, Hangki menyarankan agar segera melapor. “Bisa melalui aplikasi JKN, layanan Pandawa, atau langsung ke petugas BPJS 1 yang ada di rumah sakit. Nomor kontaknya ada di setiap rumah sakit,” jelasnya.
Respon positif datang dari warga yang hadir, termasuk dari Hedi, salah satu warga Wonorejo. Ia mengaku senang dan bangga atas kedatangan Dina Lorenza. “Senang, semua masyarakat Wonorejo juga senang. Baru kali ini Bu Dina datang ke sini. Semoga ke depan beliau terpilih lagi,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Estu, warga lainnya. Ia mengapresiasi antusiasme masyarakat atas kegiatan tersebut. “Alhamdulillah, antusias masyarakat luar biasa. Terima kasih atas kunjungannya ke desa kami,” katanya.
Meski tidak menyampaikan aspirasi langsung kepada Dina, Estu menyatakan bahwa sebagian besar materi sosialisasi BPJS yang disampaikan bisa ia pahami. “Ada yang saya mengerti, ada yang tidak. Tapi saya pengguna BPJS dan sudah memahami manfaatnya,” ucapnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara legislatif dan lembaga layanan publik seperti BPJS mampu menjangkau masyarakat hingga ke pelosok desa. Selain sebagai wadah edukasi, kegiatan ini juga memperkuat jalinan komunikasi antara rakyat dan wakilnya, serta menjadi forum strategis untuk menyampaikan aspirasi yang relevan bagi pembangunan desa ke depan.