SITUBONDO — Alun-alun Kabupaten Situbondo menjadi saksi semarak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun 2025 yang digelar Senin pagi, 23 Juni 2025. Di bawah langit cerah dan suasana yang penuh kebersamaan, ratusan peserta kirab budaya, pelajar, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari berbagai lembaga pemerintahan memadati ruang terbuka hijau kebanggaan masyarakat Situbondo.
Peringatan Harganas kali ini tidak hanya menjadi agenda seremoni nasional yang dipusatkan di daerah, tetapi juga menjadi ruang refleksi mendalam tentang makna keluarga dalam pembangunan bangsa. Upacara dimulai pukul 07.30 WIB dengan prosesi kirab lima pataka yang menjadi simbol gerakan nasional keluarga tangguh menuju Indonesia Emas 2045.
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio), hadir langsung memimpin upacara sebagai inspektur. Dalam pidatonya yang menyentuh dan penuh makna, ia menekankan pentingnya literasi sebagai pondasi utama yang harus ditanamkan sejak dari unit terkecil bangsa: keluarga.
“Saya mau berpesan kepada siapapun yang mendengarkan pidato ini, mari dalam keluarga kita mulai membiasakan anak-anak kita untuk membaca buku apa saja,” seru Mas Rio dalam pidatonya yang mendapat tepuk tangan panjang dari peserta upacara.
Menurutnya, literasi yang dibangun dalam keluarga jauh lebih kuat pengaruhnya ketimbang seminar, talk show, atau program-program berskala besar. “Tidak akan pernah sehebat literasi di dalam keluarga kita. Tidak akan pernah sehebat literasi yang dibacakan oleh ibu kepada anaknya sambil tiduran,” tambahnya penuh keyakinan.
Mas Rio menggambarkan bagaimana kebiasaan sederhana seperti membacakan cerita sebelum tidur atau berbincang di halaman rumah bisa menjadi sumber pendidikan yang bermakna bagi anak-anak. “Itu adalah bentuk literasi yang paling kuat, paling membekas,” tegasnya.
Mas Rio juga menyampaikan visinya agar Situbondo menjadi kabupaten pelopor dalam pembangunan literasi berbasis keluarga selama lima tahun ke depan. Ia meyakini bahwa pengetahuan adalah tangga naik menuju masa depan yang lebih baik.
“Orang bahagia itu dari keluarga, itu kuncinya. Kalau sudah bahagia, mereka bisa mengekspresikannya dalam prestasi sekolah, dalam mencari pekerjaan, masa depannya gemilang,” ucapnya.
Usai upacara, dalam wawancara khusus dengan media, Mas Rio menjelaskan makna dari pelepasan lima pataka dalam kirab Harganas 2025. Pataka-pataka itu membawa lima misi besar yang dicanangkan oleh BKKBN dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Pelepasan lima pataka ini simbol dari lima misi strategis dalam peringatan Harganas tahun ini,” ujar Mas Rio. Ia menjelaskan bahwa pataka tersebut akan dibawa berkeliling di beberapa wilayah regional Indonesia—Jawa, Sumatera, Kalimantan—sebelum akhirnya berkumpul kembali pada 26 Juni sebagai puncak peringatan nasional.
Lima misi besar yang dimaksud adalah Genting (Gerakan Nasional Tanggap dan Peduli Stunting), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), SIJAYA (Strategi Lansia Berdaya), Program Pengasuhan Cinta Keluarga (CEKER), dan kampanye Dua Anak Lebih Sehat.
“Genting itu fokus pada pencegahan stunting. Semua elemen masyarakat harus bergerak aktif mendampingi keluarga agar anak-anak tidak jatuh ke stunting,” katanya.
Sementara itu, GATI mengajak para ayah untuk lebih terlibat dalam pengasuhan anak. “Survei membuktikan, peran ayah sangat besar dalam tumbuh kembang anak. Tidak cukup hanya ibu yang aktif, bapak juga harus berperan,” ujar Mas Rio.
Program SIJAYA menjadi jawaban atas tren penuaan penduduk (aging population). “Lansia harus tetap mandiri, sehat, dan produktif. Ini era mereka berdaya, bukan disingkirkan,” jelasnya.
Kemudian program CEKER diarahkan untuk membangun sistem pengasuhan anak usia dini yang berkualitas di tempat penitipan anak (TPA). Para pengasuh dilatih agar memberikan pola asuh yang sesuai zaman.
“Kalau pengasuhnya sudah dilatih, anak-anak juga dapat perlakuan yang tepat dan sehat sejak dini,” kata Mas Rio.
Terakhir, program kampanye Dua Anak Lebih Sehat menjadi pengingat bahwa pengendalian kelahiran dan perencanaan keluarga tetap penting. “Di Jawa Timur, rata-rata keluarga masih punya dua sampai tiga anak. Kita dorong tumbuh seimbang, yakni rata-rata 2,1,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Mas Rio juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung Situbondo sebagai tuan rumah kirab Harganas regional Jawa. Menurutnya, ini adalah bentuk kepercayaan pusat terhadap komitmen daerah.
“Kita ingin buktikan bahwa keluarga Situbondo bisa menjadi teladan nasional. Bahwa kita bisa mulai dari hal kecil, dari rumah sendiri, untuk membangun negeri ini,” pungkasnya.
Rangkaian Harganas 2025 di Situbondo ditutup dengan penampilan seni dari pelajar, pameran pelayanan KB gratis, dan aneka lomba keluarga. Semua menjadi pengingat bahwa keluarga bukan hanya tempat pulang, tapi juga ruang tumbuh bersama.