Proyek Drainase di Jalan Sucipto Sebabkan Genangan, Lalin Padat dan UMKM Merugi

SITUBONDO (SBINews.id) – Sebuah proyek pembangunan dan perbaikan saluran drainase di Jalan Sucipto, Situbondo, menimbulkan masalah serius bagi pengguna jalan dan warga sekitar. Alih-alih mengatasi genangan, pekerjaan infrastruktur ini justru memicu tumpukan air di badan jalan, tepatnya di ruas selatan pertigaan Raung hingga utara Kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Disperindag) Situbondo. Kamis (04/12/25).

​Kondisi ini diperparah dengan dugaan adanya praktik pembuangan air yang tidak tepat oleh pelaksana proyek. Berhari-hari air yang seharusnya mengalir melalui saluran pembuangan, diduga sengaja dialihkan ke badan jalan Sucipto demi memuluskan pekerjaan perbaikan drainase.

​Genangan air di lokasi proyek diketahui berasal dari selokan warga yang datang dari arah timur. Menurut kesaksian warga, aliran air dari selokan tersebut merupakan sumber utama yang kini tumpah ke jalan.

​”Ini airnya dari selokan warga sebelah timur. Sepertinya, agar pekerjaan di saluran drainase yang sedang dibongkar tidak terganggu, airnya malah dibuang begitu saja ke jalan. Bayangkan, air kotor jadi meluber di jalur utama,” keluh Ardi, warga Talkandang Timur, yang sering melintasi area tersebut.

​Pengalihan air ini menciptakan kolam dadakan yang memanjang di salah satu sisi Jalan Sucipto. Padahal, jalur ini dikenal sebagai urat nadi lalu lintas yang sangat padat, menghubungkan beberapa pusat aktivitas masyarakat dan perkantoran di Situbondo.

​Dampak dari genangan ini langsung terasa. Pengendara, khususnya roda dua, terpaksa harus memperlambat laju kendaraan dan saling berebut jalur aman, memicu penumpukan dan kemacetan. Arus lalu lintas yang sejatinya sudah padat kini menjadi tersendat dan berpotensi menimbulkan kecelakaan.

​Tak hanya pengguna jalan, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjualan di sekitar lokasi juga menjerit. Genangan dan lumpur kotor yang ditimbulkan membuat calon pembeli enggan mendekat.

Baca Juga:
Samapta Polres Situbondo Bertindak Cepat Tertibkan Peredaran Miras di Panarukan

​Sahru, warga Curahjeru Barat yang juga beraktivitas di area tersebut, mengungkapkan rasa terganggunya. “Sangat mengganggu, apalagi lalu lintas di sini memang padat. Usaha kami juga jadi sepi. Siapa yang mau mampir kalau di depan lapak becek dan bau karena air selokan meluber?” ucapnya dengan nada kecewa. Warga mempertanyakan profesionalisme pelaksana proyek yang dinilai abai terhadap dampak sosial dan ekonomi yang mereka timbulkan.

​Kejanggalan lain yang ditemukan di lokasi adalah tidak adanya Papan Informasi Proyek. Papan informasi merupakan kewajiban yang harus dipasang untuk memberikan transparansi kepada publik mengenai nama proyek, sumber anggaran, nilai kontrak, pelaksana, dan waktu pekerjaan.

​Saat dikonfirmasi, para pekerja di lapangan tidak dapat menunjukkan papan informasi proyek yang dimaksud.

​”Kami sudah tanyakan ke pekerja, tapi mereka tidak bisa menunjukkan papan proyeknya. Ini kan jadi proyek yang tidak jelas, anggarannya berapa, sampai kapan selesainya, masyarakat tidak tahu sama sekali,” tegas Ardi.

​Ketiadaan papan informasi ini memunculkan pertanyaan besar mengenai akuntabilitas dan pengawasan terhadap proyek infrastruktur yang menggunakan dana publik. Warga mendesak agar instansi terkait segera turun tangan, tidak hanya untuk mengatasi genangan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga untuk memastikan proyek berjalan sesuai standar transparansi dan perencanaan yang tidak merugikan kepentingan publik.

Penulis: HamzahEditor: Hamzah
error: