Wagub Emil Dardak dan Bupati Mas Rio Tekankan Pendampingan Menyeluruh dalam Pengentasan Kemiskinan Situbondo

SITUBONDOWakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, bersama Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau yang akrab disapa Mas Rio, menghadiri acara SAPA BANSOS (Sistem Aplikasi Penerimaan dan Penyaluran Bantuan Sosial) di Pendopo Kawedanan Besuki, Selasa (9/9/25). Agenda ini dirangkai dengan penyerahan simbolis bantuan sosial dan tali asih bagi pilar-pilar kesejahteraan sosial di Situbondo.

Dalam kesempatan itu, Emil Dardak menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan bukan hanya soal menyalurkan bantuan, melainkan melalui pendampingan yang menyeluruh serta pembangunan infrastruktur yang memadai.

“Program bansos di Jawa Timur tidak sekadar pemberian bantuan, tapi lebih pada pendampingan. Bukan sekadar bantuan, ini pendampingan,” ujar Emil dalam sambutannya.

Ia menyoroti peran vital para pilar sosial, mulai dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) hingga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Menurutnya, mereka memiliki tugas penting dalam memonitor data dan kondisi ekonomi masyarakat agar selalu mutakhir.

Meski menyadari bahwa akurasi data 100 persen sulit dicapai, Emil mengapresiasi dedikasi para pendamping sosial. Ia juga memaparkan sejumlah inovasi, di antaranya PKH plus lansia bagi keluarga yang memiliki anggota berusia di atas 70 tahun, serta program kewirausahaan untuk eks-PKH, khususnya bagi kepala rumah tangga perempuan atau single parent.

“Pendekatan kita bukan hanya menyalurkan dana, tapi mendampingi secara holistik. Agar masyarakat merasa punya partner, punya mitra,” tegas Emil.

Hasilnya, menurut Emil, langkah tersebut telah berdampak signifikan. Angka kemiskinan ekstrem di Jatim turun ke 0,66 persen, sementara angka kemiskinan makro sudah menembus satu digit.

Tidak hanya fokus pada bansos, Emil juga menyinggung pentingnya literasi digital bagi pelaku UMKM dan pedagang pasar. Ia mencontohkan program Millennium Job Center, yang menjodohkan anak muda dengan kemampuan digital bersama UMKM.

Baca Juga:
Essensi Peringatan Harganas 2025 di Situbondo: Literasi Keluarga, Kunci Bahagia Demi Masa Depan Cerah

“Hingga kini, sudah lebih dari 10 ribu UMKM didampingi untuk meningkatkan kualitas kemasan, pemasaran digital, hingga foto produk. Program ini juga didukung Bakorwil Jember, mencakup Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Situbondo, Mas Rio, menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Jatim atas alokasi bantuan sosial senilai Rp7 miliar untuk masyarakat Situbondo. Namun ia menekankan, bansos semata tidak akan menyelesaikan persoalan kemiskinan secara mendasar.

“Bantuan itu tidak bisa menyelesaikan kemiskinan. Yang bisa menyelesaikan kemiskinan adalah pendidikan, kualitas sumber daya manusia, kualitas hidup, lingkungan, pekerjaan, dan terutama infrastruktur,” kata Mas Rio.

Ia mencontohkan kondisi di Kecamatan Arjasa, yang masih menjadi kantong kemiskinan meski memiliki potensi pertanian besar. “Kenapa kemiskinan di sini? Karena infrastrukturnya buruk sekali,” ungkapnya.

Mas Rio menyebut harga komoditas pertanian, seperti jahe, anjlok karena buruknya akses jalan. Menurutnya, bila infrastruktur dibenahi, harga komoditas bisa naik dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Terkait pelaksanaan PKH di Situbondo, Mas Rio menekankan pentingnya konsolidasi dan transparansi. Ia mengingatkan para pendamping PKH untuk menjaga integritas dan tidak terjebak praktik menyimpang.

“Kuncinya satu, tidak ada intervensi politik terhadap teman-teman PKH,” tegasnya.

Lebih jauh, Mas Rio menyinggung program bantuan desa dengan alokasi Rp100 juta per desa. Desa-desa penerima, jelasnya, dipilih berdasarkan indikator yang jelas, yakni memiliki semangat membangun, terutama lewat UMKM, seni, dan kegiatan produktif lainnya.

error: