SITUBONDO – Sebagai upaya memperkuat sistem distribusi pupuk bersubsidi di tingkat daerah, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB, Ir. H. Nasim Khan, bersama PT Pupuk Indonesia (Persero), secara resmi mendeklarasikan Asosiasi Pengecer Pupuk Indonesia (APPI) di Situbondo, Senin (12/5/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi penguatan tata kelola distribusi pupuk secara nasional, dengan menjadikan Situbondo sebagai salah satu lokus strategis.
Acara deklarasi yang digelar di Situbondo ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo, Dadang Aries Bintoro, S.Sos., M.Si., Key Account Executive PT Pupuk Indonesia (Persero) Ahmad Riyan, anggota DPRD Situbondo Zulfikar Purnama Rahman, S.T., dan Fadlailul Wafir, S.Pd., Tim Hukum Supriyono, S.H., M.H., serta 65 peserta yang terdiri dari 54 Kios Pupuk dan 11 Distributor.
Dalam sambutannya, Dadang Bintoro menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dinilainya sangat penting dalam memperkuat rantai distribusi pupuk dari hulu ke hilir. Ia menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, distributor, pengecer, dan seluruh pihak terkait telah menjadi kunci keberhasilan program pertanian di Situbondo sejauh ini.
“Kami, atas nama Pemerintah Kabupaten Situbondo, mengucapkan terima kasih kepada Pupuk Indonesia, para distributor, dan kios pengecer yang telah menyalurkan pupuk subsidi kepada petani. Berkat sinergi ini, target luas tanam yang ditetapkan pemerintah pusat dapat direalisasikan secara optimal di Kabupaten Situbondo,” ungkap Dadang.
Ia menjelaskan bahwa Situbondo mendapatkan target luas tanam seluas 65.133 hektare pada tahun 2025. Hingga bulan Mei ini, realisasinya sudah berjalan sesuai target, berkat kerja keras semua pihak, termasuk unsur TNI, Polri, dan Kejaksaan yang turut serta dalam pengawasan.
Dadang juga menyoroti adanya transisi kebijakan dari pemerintah pusat terkait distribusi pupuk yang kini melibatkan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih sebagai bagian dari proses pemangkasan rantai distribusi. “Saat ini, Koperasi Desa Merah Putih mulai dibentuk di seluruh desa di Situbondo. Ini menjadi tantangan dan peluang besar bagi kita untuk memastikan penyaluran pupuk lebih efisien dan tepat sasaran,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya peningkatan mutu di berbagai lini pertanian di Situbondo. “Bapak Bupati telah memberikan arahan bahwa pertanian kita harus naik kelas. Mulai dari pendataan RDKK, penyaluran pupuk, hingga produktivitas petani di lapangan. Ini hanya bisa tercapai dengan kolaborasi kuat semua elemen,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan dari PT Pupuk Indonesia (Persero), Ahmad Riyan, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan serap aspirasi yang dilakukan melalui forum ini. Menurutnya, keterlibatan semua pihak dalam rantai distribusi sangat menentukan keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat petani.
“Forum ini penting karena menjadi wadah bagi kios pengecer untuk menyampaikan kendala di lapangan. Dengan begitu, kita bisa mencari solusi bersama agar tidak terjadi bottleneck dalam penyaluran pupuk,” kata Riyan.
Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sudah tersalurkan pupuk urea sebanyak 8.170 ton dari total alokasi 29.900 ton untuk Kabupaten Situbondo. Sementara itu, pupuk jenis Ponska telah tersalurkan 7.300 ton dari alokasi sebesar 23.000 ton.
“Kami berharap tahun ini kinerja penyaluran bisa naik kelas. Tahun lalu capaian penyaluran Ponska mencapai 98 persen. Tahun ini, target kami 100 persen harus terserap,” tegasnya.
Selain capaian, Riyan juga mengingatkan pentingnya ketertiban administrasi dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Ia menyebut masih adanya temuan dari hasil audit terkait kekurangan administrasi pada sejumlah kios di Situbondo.
“Subsidi itu berasal dari uang negara. Maka, setiap rupiah yang disalurkan harus bisa dipertanggungjawabkan. Kami mengimbau semua pihak untuk menjaga akurasi administrasi agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Riyan menyampaikan bahwa stok pupuk di Situbondo saat ini dalam kondisi aman. “Untuk dua minggu ke depan, kebutuhan petani dapat terpenuhi. Stok Ponska di gudang mencapai 2.200 ton dan Urea sekitar 2.900 ton,” pungkasnya.
Sementara itu, Ir. H. Nasim Khan dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran APPI merupakan langkah strategis untuk memperbaiki sistem distribusi pupuk nasional. Ia menyebut asosiasi ini sebagai wadah resmi dan legal bagi pengecer untuk menyuarakan aspirasi dan memperkuat peran mereka dalam mendukung kebijakan pertanian nasional.
“APPI ini hadir untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan masyarakat petani. Dengan semangat kebersamaan, kita ingin tata kelola distribusi pupuk bisa lebih adil, akurat, dan berkelanjutan,” ujar legislator asal Dapil Jawa Timur III tersebut.
Nasim juga menekankan pentingnya pembaruan data penerima subsidi, serta penguatan fungsi kios pengecer sebagai mitra strategis dalam distribusi pupuk. Menurutnya, Situbondo dapat dijadikan model nasional dalam tata kelola distribusi pupuk dan pengembangan sektor pertanian.
“Dengan kerja sama yang solid dari semua pihak, saya yakin Situbondo akan mampu menjadi daerah unggul dalam pengelolaan sektor pertanian. Mari kita buktikan bahwa pertanian Sidwon benar-benar bisa naik kelas,” tegasnya menutup sambutan.
Acara deklarasi APPI ini pun diakhiri dengan dialog interaktif, di mana para pengecer dan distributor menyampaikan berbagai masukan terkait tantangan dan kebutuhan di lapangan. Forum ini diharapkan menjadi awal dari upaya pembenahan distribusi pupuk yang lebih partisipatif dan solutif.