Berita  

Fitnah di Balik Demo Serbuk Kayu: Antara Isu Satgas Premanisme dan Keluhan Warga Banyuglugur

SITUBONDO – Aksi protes warga Desa Banyuglugur, Situbondo, yang menyoroti masalah stockpile serbuk kayu ternyata tak hanya berisik di jalanan, tetapi juga memicu riak-riak di media sosial. Beberapa narasi gelap menyusup ke dalam grup-grup WhatsApp, menciptakan “fitnah di balik demo serbuk kayu” yang berpotensi mengaburkan tujuan asli dari aksi massa ini.

Ketika mengupas framing di balik aksi warga, awalnya isu yang beredar luas adalah bahwa demo ini merupakan bentuk penentangan terhadap pembentukan Satgas Anti-Premanisme. Framing ini berupaya membelokkan fokus dari masalah lingkungan menjadi konflik internal yang lebih politis. Padahal, menurut koordinator aksi, Eko Febrianto, tuntutan mereka murni suara hati warga yang terganggu.

Narasi lain yang tak kalah liar menyebutkan adanya kreator di balik layar yang menyusupkan kepentingan pribadi ke dalam aksi demo. Eko Febrianto, yang kebetulan menjadi koordinator, dituding memiliki konflik pribadi dengan Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio). Namun, faktanya, persoalan ini sama sekali tidak berkaitan dengan politik atau intrik kekuasaan. Demo ini adalah murni keluhan masyarakat Desa Banyuglugur yang sudah lama menanggung dampak buruk dari aktivitas penimbunan serbuk kayu.

Anehnya, fitnah ini bahkan menyentuh ranah personal Eko Febrianto. Isu konflik keluarga akibat kesalahpahaman sempat beredar. Namun, menurut sumber terpercaya, justru Bupati Mas Rio yang turun tangan langsung untuk meluruskan dan menyelesaikan masalah ini dalam sebuah agenda silaturahmi pasca-demo. Tindakan ini secara tidak langsung membantah narasi yang menyebutkan adanya ketegangan antara kedua belah pihak.

Materi demo yang sebenarnya adalah jeritan warga yang terganggu. Aksi demonstrasi yang terjadi adalah puncak dari kekecewaan warga terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh stockpile serbuk kayu. Berbagai sumber, termasuk investigasi mandiri dan laporan warga, menunjukkan beberapa poin utama yang menjadi dasar protes ini:

Baca Juga:
Mas Rio Patennang Gelar Talkshow Internasional

1. Dampak Kesehatan dan Lingkungan:
Tumpukan serbuk kayu yang berada sangat dekat dengan permukiman warga menyebabkan partikel debu beterbangan. Menurut penelitian, paparan debu kayu dapat menimbulkan berbagai masalah pernapasan, seperti ISPA dan PPOK. Keluhan ini sudah dirasakan langsung oleh warga sekitar. Selain itu, stockpile ini juga menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengeluarkan bau tidak sedap yang mengganggu.

2. Ketidakpatuhan Standar:
Meskipun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Situbondo telah memberikan rekomendasi perbaikan, operasional stockpile ini dinilai belum optimal. Pengelola dianggap mengabaikan standar baku mutu lingkungan, sehingga kesejahteraan warga terus tergerus.

3. Dugaan Pelanggaran Hukum:
Selain masalah lingkungan, investigasi yang dilakukan oleh beberapa LSM menemukan dugaan pelanggaran lain. Salah satunya adalah penggunaan bahan bakar bersubsidi, yang seharusnya tidak diperuntukkan untuk kegiatan industri besar. Selain itu, kontribusi ekonomi perusahaan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dinilai minim.

Meskipun izin operasional stockpile ini berasal dari pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Situbondo tidak tinggal diam. Bupati Mas Rio melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Situbondo berjanji akan melakukan pengawasan ketat dan memberikan sanksi tegas jika terbukti ada pelanggaran.

Aspirasi warga juga disambut baik oleh DPRD Situbondo. Pihak legislatif berjanji akan segera meninjau langsung lokasi dan meneruskan tuntutan warga ke pihak-pihak terkait. Sementara itu, kepolisian mengawal jalannya aksi massa untuk memastikan semua berjalan tertib dan aman.

Secara keseluruhan, persoalan stockpile serbuk kayu ini membuka mata publik tentang ketegangan antara kepentingan industri dan hak warga untuk hidup sehat dan sejahtera. Dengan respons cepat dari pemerintah daerah dan legislatif, warga Situbondo berharap tuntutan mereka segera ditindaklanjuti secara tegas.

Baca Juga:
Polres Trenggalek Berangkatkan 1 SSK Personel BKO Pilkades Serentak ke Bangkalan

Apakah kasus ini akan menjadi preseden buruk bagi industri lain untuk lebih memperhatikan dampak lingkungan dan sosial di masa depan? Warga Banyuglugur, dan seluruh masyarakat Situbondo, tentu menanti jawabannya.

Penulis: HamzahEditor: Hamzah
error: