Aksi BOIKOT Trans7: Ribuan Alumni Pondok Pesantren Tumpah Ruah Di Alun-alun Situbondo

SITUBONDO (SBINews.id) – Ribuan Alumni Santri dari berbagai pondok pesantren terkemuka di seluruh Indonesia membanjiri Alun-alun Kota Situbondo pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Aksi damai ini digelar sebagai bentuk protes keras dan seruan boikot terhadap stasiun televisi Trans7 menyusul tayangan program mereka yang dinilai telah melecehkan martabat Kiai, santri, dan lembaga pondok pesantren, khususnya menyinggung Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Anwar Manshur.

Gelombang kemarahan publik, yang mayoritas disuarakan oleh para santri dan alumni, telah menggema di media sosial dengan tagar #BoikotTrans7. Mereka menyayangkan bagaimana tayangan yang dianggap tidak beretika dan tidak berimbang tersebut bisa lolos tayang.

Para santri menilai, dunia luar kerap memandang pesantren melalui “kaca mata yang sempit,” di mana kedisiplinan dianggap sebagai penindasan, penghormatan (seperti tradisi mencium tangan kiai) disalahartikan sebagai feodalisme, dan pengabdian dinarasikan sebagai perbudakan.

Gerakan boikot ini dipicu oleh salah satu episode program XPOSE Uncensored Trans7 yang tayang pada 13 Oktober 2025, dengan judul yang dianggap sangat provokatif: “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?“.

Tayangan yang menyoroti kehidupan pesantren secara sepihak dan tendensius, dinilai telah mencederai perasaan masyarakat luas, terutama komunitas pesantren. Selain menyoroti tradisi santri minum sambil duduk/jongkok yang merupakan adab Islami, narasi program itu juga diduga menyiratkan Kiai sebagai sosok yang memanfaatkan santri dan hidup dalam kemewahan, sebuah penggambaran yang jauh dari konteks pendidikan dan spiritual di pesantren.

Aksi damai yang tercatat sebagai pertemuan akbar alumni pesantren di Situbondo ini menghadirkan perwakilan dari sejumlah pondok pesantren ternama, termasuk Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul JadidP4NJ– (Paiton), Alumni Pondok Pesantren Tebuireng (Jombang), Alumni Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong (Pajarakan), Alumni Pondok Pesantren Lirboyo (Kediri), Alumni Pondok Pesantren Sidogiri (Pasuruan), Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyahIKSASS– (Sukorejo), dan tak ketinggalan Ikatan Santri Langitan (Situbondo).

Baca Juga:
Polres Situbondo Melakukan Pengamanan di Tempat Wisata Selama Libur Lebaran

Dalam orasi yang disampaikan silih berganti, intinya adalah penghujatan terhadap konten Trans7 dan penegasan sikap membela kiai:

“Di Situbondo, sejarah mencatat baru kali ini seluruh alumni dari seluruh pondok pesantren berkumpul di tempat ini. Ini sebuah hikmah bagi kita semuanya menjelang Hari Santri. Kami santri tidak pernah menginginkan hadiah ‘Hari apapun‘. Kami santri tidak pernah menginginkan ‘ucapan apapun‘.”

“Kami hanya ingin memastikan bahwa kami, santri bersama Kiai kami, jangan pernah diusik. Kiai kami memang tidak menginginkan untuk dibela, tapi kami yang hadir di garda terdepan untuk membela Guru beserta pesantrennya.”

Orator lain mengutip pesan dari Syaikhona Kholil Bangkalan: “Santri tidak boleh tunduk pada penjajahan dan pelecehan kontemporer. Seperti halnya Trans7 melecehkan kita, maka lawan, meski nyawa taruhannya. Karena kiai kita tidak menghadiahkan negeri ini secara cuma-cuma, tetapi melalui pertempuran dan darah.”

Orasi-orasi tersebut disambut pekikan takbir ribuan massa. Mereka secara tegas mendesak Trans7 untuk segera memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka atas tayangan tersebut.

Aksi damai ini mendapatkan perhatian dan pengawalan langsung dari jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Situbondo. Tampak hadir Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah (Mbak Ulfi), Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan SIK MIK, Dandim 0823/Situbondo Letkol Inf Tri Wiratno, Ketua DPRD Situbondo Mahbub Junaidi, dan Ketua GP Ansor Situbondo Johantono.

Kepada para santri, Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah, S.Pd.I. (Mbak Ulfi), menegaskan dukungannya secara emosional. Sebagai seorang yang berlatar belakang santri, ia menyampaikan rasa syukur dan penghargaan kepada para kiai dan alumni.

“Keberadaan saya sebagai Wakil Bupati adalah buah dari doa, didikan, dan keberkahan para ulama serta lingkungan pesantren,” ujarnya.

Baca Juga:
Meriahkan Syura dan HUT RI ke-79, Desa Gelung Gelar Selamatan Petik Laut dengan Parade Karnaval dan Larung Saji

Mbak Ulfi berjanji atas nama Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk mengawal dan menindaklanjuti aspirasi tersebut kepada pihak-pihak terkait di tingkat provinsi hingga pusat, sekaligus menyerukan pentingnya menjaga sinergi ulama dan umara demi terwujudnya Situbondo Naik Kelas yang religius dan harmonis.

Sementara itu, Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan, S.I.K., M.I.K., mengapresiasi tinggi atas ketertiban dan kedamaian aksi. “Semangat para santri yang rela berpanas-panasan di alun-alun adalah wujud kecintaan dan penghormatan kepada para Guru, Kiai, dan Pondok Pesantren,” katanya.

Kapolres menegaskan komitmen Polres Situbondo untuk mengawal proses penyampaian aspirasi tersebut dan telah berkoordinasi dengan panitia. Seluruh tuntutan akan diteruskan secara berjenjang kepada pimpinan di Polda Jawa Timur sebagai bentuk tanggung jawab institusi.

Aksi damai ini ditutup dengan khidmat melalui pembacaan Sholawat, Tahlilan, dan doa bersama. Selama aksi berlangsung, para peserta menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab lingkungan dengan berupaya mengumpulkan sampah-sampah di lokasi, sehingga setelah aksi berakhir, alun-alun kota Situbondo tetap bersih. Aparat keamanan pun mengawal kepulangan peserta hingga tiba di tempat masing-masing dengan tertib dan aman.

error: