Bupati Situbondo Ajak Generasi Muda Belajar dari Perjalanan Slank: “Setiap Orang Berhak Jadi Versi Terbaik Dirinya”

SITUBONDO (SBINews.id) — Upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Situbondo. Melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), kegiatan Sosialisasi Anti Narkotika dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) digelar di Situbondo, Rabu (12/11/2025).

Acara ini menghadirkan berbagai tokoh penting, di antaranya Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio), Kepala Bakesbangpol Buchari, S.E.T., Kepala Pelaksana P4GN Banyuwangi Kombes Pol Faisol Wahyudi, serta Ketua Komunitas Slankers Situbondo H. Mahbub (Jhi Bob) bersama ratusan anggota komunitasnya.

Suasana kegiatan tampak hangat dan akrab. Para peserta yang sebagian besar berasal dari kalangan muda, khususnya komunitas Slankers, antusias mengikuti jalannya sosialisasi. Tema besar kegiatan ini tidak hanya menyoroti bahaya narkoba, tetapi juga menumbuhkan semangat perubahan positif di kalangan generasi muda.

Dalam sambutannya, Mas Rio berbicara lugas dan menyentuh hati. Ia mengaitkan pesan anti narkotika dengan perjalanan band legendaris Slank, yang dikenal pernah bergulat dengan penyalahgunaan narkoba sebelum akhirnya bangkit dan menjadi simbol perubahan.

“Teman-teman, manusia itu selalu berubah. Mereka (personel Slank) dulu penyintas narkotika, tapi dengan bimbingan Bunda Iffet dan lingkungan yang baik, mereka bisa bangkit, bisa berubah,” ujar Mas Rio di hadapan peserta.

Dok.Foto: Bupati Situbondo, Mas Rio, ketika memberikan sambutan di depan ratusan anggota Slanker Situbondo

Bupati muda itu juga mengajak generasi muda Situbondo untuk tidak takut memperbaiki diri, sekalipun pernah dicap nakal atau gagal. Menurutnya, setiap orang berhak memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik.

“Sudahlah, nggak usah bohong sama saya. Setiap manusia itu, ketika sendiri, pasti ingin jadi versi terbaik dari dirinya. Masalahnya, lingkungan seringkali tidak jadi jembatan bagi orang yang ingin berubah,” tegasnya.

Dengan gaya santai namun penuh makna, Mas Rio menganalogikan proses perubahan seperti seseorang yang ingin menyeberang sungai. “Kalau sisi kiri dianggap buruk dan sisi kanan itu baik, kadang lingkungan tidak memberi jembatan untuk nyebrang. Akhirnya orang itu balik lagi ke sisi yang salah,” katanya.

Baca Juga:
Dina Lorenza Gelar Workshop EKRAF: Dorong UMKM Situbondo Naik Kelas

Ia berharap kegiatan seperti ini menjadi wadah yang mendorong masyarakat, khususnya anak muda, untuk menemukan jembatan perubahan itu. “Personel Slank sekarang salat lima waktu. Artinya, perubahan itu nyata. Kita nggak cuma nge-fans, tapi juga harus belajar dari mereka,” lanjutnya disambut tepuk tangan para Slankers.

Rio juga bernostalgia tentang konser Slank di Situbondo pada tahun 2006. Ia menyebut, konser tersebut menjadi momentum yang masih diingat banyak warga, terutama karena pesan moral yang dibawa band tersebut. “Waktu itu lagu-lagu Slank kayak Ku Tak Bisa masih ngetrend banget. Dua puluh tahun kemudian, mereka akan manggung lagi di Situbondo,” ujarnya disambut sorak gembira peserta.

Bupati juga menegaskan, menyukai musik dan idola harus diiringi dengan penghayatan nilai-nilai positif yang mereka perjuangkan. “Jangan cuma pasang bendera Slank di kamar. Tapi pelajari juga semangat mereka untuk berubah dan melawan narkoba,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana P4GN Banyuwangi Kombes Pol Faisol Wahyudi dalam wawancara menjelaskan, Situbondo kini masuk kategori rawan dalam peta penyalahgunaan narkotika. “Hasil pemetaan kami menunjukkan, ada satu desa di Situbondo masuk zona merah, dan sebelas desa masuk kategori ‘waspada’,” ungkapnya.

Untuk itu, kata Faisol, pihaknya terus menggencarkan berbagai program pencegahan. “Ada program deteksi dini, ketahanan keluarga, dan Desa Bersinar (Bersih Narkoba). Kami juga dorong Pemkab Situbondo untuk segera membuat regulasi daerah tentang P4GN,” jelasnya.

Menurutnya, keberhasilan pemberantasan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan aparat. Masyarakat harus ikut aktif dalam pencegahan. “P4GN itu tidak hanya soal pemberantasan, tapi juga pencegahan dan rehabilitasi. Semua itu melibatkan masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyinggung pentingnya peran dunia pendidikan dalam melindungi generasi muda. Salah satu programnya adalah IKAN (Integrasi Kurikulum Anti Narkotika) yang diterapkan di sekolah-sekolah. “Kami ingin nilai-nilai anti narkoba ini jadi bagian dari proses belajar anak-anak,” tambah Faisol.

Baca Juga:
Rupanusa Gandeng Unars Situbondo Gelar Seminar Kewirausahaan: "Rancang Bisnismu dari Bangku Kuliah"

Menanggapi keberadaan berbagai komunitas anti narkoba seperti GIAN (Gerakan Indonesia Anti Narkotika), Faisol menyatakan komitmennya untuk memperkuat sinergi. “Salah satu fokus kami adalah pembentukan penggiat P4GN. Mereka nanti akan kami rangkul, apalagi Situbondo belum punya BNNK, jadi kami dari Banyuwangi turut membina wilayah ini,” ujarnya.

Faisol juga mengonfirmasi bahwa kerja sama antara aparat dan lembaga pemasyarakatan terus diperkuat. “Sekitar 60 persen penghuni lapas di Jawa Timur adalah kasus narkoba. Karena itu, kami perketat kerja sama dengan lapas, termasuk dengan Lapas Situbondo. Bahkan, kami baru saja menandatangani MOU untuk razia dan deteksi dini,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan sosialisasi yang digelar oleh Bakesbangpol Situbondo merupakan langkah nyata yang harus diapresiasi. “Ini bentuk aksi konkret pemerintah daerah. Uniknya, sasarannya komunitas Slankers, yang identik dengan anak muda. Ini ikonik, sangat tepat, dan punya nilai simbolik yang kuat,” puji Faisol.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Situbondo Buchari, S.E.T., menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif melawan narkoba melalui pendekatan komunitas.

“Kami ingin pesan anti narkoba disampaikan dengan cara yang dekat dengan mereka, bukan dengan bahasa formal yang kaku,” katanya.

Buchari menegaskan, Bakesbangpol akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas, tokoh pemuda, dan aparat penegak hukum untuk mewujudkan Situbondo yang bebas narkoba.

“Gerakan ini tidak bisa berhenti di sosialisasi. Harus berlanjut dalam tindakan dan keteladanan,” ujarnya.

Acara ditutup dengan pernyataan komitmen bersama antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan komunitas Slankers Situbondo untuk menjadi agen perubahan dalam kampanye anti narkoba.

Sore itu, suasana penuh semangat terpancar dari wajah-wajah peserta. Banyak yang mengaku terinspirasi oleh pesan Bupati Rio dan kisah perjalanan Slank.

Baca Juga:
PKB Situbondo Tidak Pernah Keluarkan Pernyataan Hapus SEHATI

Salah satu peserta, anggota Slankers bernama Dimas, mengatakan, “Biasanya kita denger lagu Slank cuma buat hiburan. Tapi hari ini kita diajak ngerti maknanya, tentang perubahan dan perjuangan melawan diri sendiri.”

Dengan kegiatan ini, Pemkab Situbondo berharap pesan anti narkotika tidak berhenti pada slogan, tapi benar-benar tumbuh menjadi kesadaran baru di kalangan muda. Seperti kata Bupati Rio: “Setiap manusia punya hak untuk berubah, dan setiap perubahan butuh lingkungan yang percaya bahwa kebaikan itu masih mungkin“.

Penulis: HamzahEditor: Hamzah
error: