SITUBONDO – Langsung dari ibukota, Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia, Helvi Yuni Moraza, didampingi Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo, atau akrab disapa Mas Rio, tiba di Situbondo. Kunjungan kerja ini memiliki satu tujuan utama: membedah potensi rengginang, panganan khas daerah pesisir yang digadang-gadang mampu menembus pasar global.
Rombongan, yang turut dihadiri Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah (Mbak Ulfi), Ketua TP PKK Husna Laili (Mbak Una), serta Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Industri Edy Wiyono, langsung menyambangi sentra produksi rengginang di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Di sana, mereka menyaksikan langsung proses pembuatan hingga pengemasan kudapan renyah tersebut.
Dalam wawancaranya, Wamen UMKM Helvi Yuni Moraza mengungkapkan apresiasinya terhadap rengginang Gelung. “Sentra Rengginang ini, pertama masalah rasa ya, punya kekhasan sendiri karena ini daerah pesisir otomatis, ada rasa kelautan di sini, ada terasinya, ada rasa ikannya, dan saya rasa ini sudah mulai jadi UMKM naik kelas,” ujar Wamen Helvi.
Namun, ia menekankan perlunya dorongan lebih lanjut untuk menghadapi persaingan, bahkan di tingkat lokal. “Dalam persaingan di tingkat lokal itu tentu saja UMKM seperti ini harus kita berikan literasi keuangan, kemudian harus memenuhi segala macam perizinan seperti BPOM, dan tadi halal sudah saya lihat, kemudian pengawasan daripada UMKM itu termasuk kadaluarsanya seperti apa, harus disiplin,” tegasnya.
Wamen juga menyoroti sinergi antara pemerintah daerah dan perbankan. Ia menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Situbondo, khususnya Bupati Rio, memiliki komitmen kuat untuk memajukan produk lokal ini. “Pak Bupati juga punya kemauan untuk memajukan ini karena dari yang saya lihat rasa dan kualitas, kemudian ada beberapa hal yang menunjukkan faktor produksi itu memang perlu ditingkatkan,” tambahnya.
Melihat potensi yang ada, Wamen UMKM optimis rengginang Situbondo dapat “Naik Kelas” menjadi produk komersial. Ia bahkan telah berdiskusi dengan pimpinan salah satu bank, BRI, mengenai peluang ini. “Ini adalah contoh mikro yang sudah naik kelas, di mana selama ini penikmat KUR, tetapi sudah masuk ke komersial,” jelasnya.
Untuk mewujudkan rengginang Situbondo mampu bersaing di tingkat domestik, bahkan hingga ekspor, Wamen Helvi menekankan beberapa hal: pendidikan literasi keuangan, peningkatan kemasan, dan kelengkapan segala perizinan. “Bukan tidak mungkin kalau kita dapat kemitraan dengan pengusaha yang menengah ke atas, ini bisa kita tingkatkan jadi makanan ekspor. Saya rasa itu PR kita ke depan,” pungkasnya.
Potensi pasar makanan ringan, menurut Wamen, tidak akan pernah mati. “Masalah apa namanya, snack itu tidak ada matinya, karena kebiasaan masyarakat kita kan ngemil, dan ini adalah satu cemilan yang favorit,” ungkapnya.
Sebagai langkah konkret, Kementerian UMKM akan mengadakan temu terpadu yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. “Besok itu akan ada pihak perbankan, akan ada platform online untuk menembus pasar dan beberapa perusahaan menengah yang bisa mengkurasi semua produk ini,” jelas Wamen.
Tujuannya adalah mendorong rengginang menjadi suatu klaster dan membentuk holding UMKM agar dapat bersanding dengan perusahaan ekspor atau perusahaan yang lebih besar.

Menyambut pernyataan Wamen, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menegaskan komitmennya. “Tadi sudah jelas disampaikan oleh Pak Wamen bahwa inilah tantangan ke depannya, bahwa kita ini harus memperbaiki semuanya,” ujar Mas Rio.
Ia menyoroti besarnya pasar halal dunia yang mencapai 2,2 miliar konsumen, yang saat ini masih didominasi oleh Tiongkok. “Dan tidak mungkin kalau kita perbaiki semuanya, mulai dari kemasan, kemudian perizinan, BP POM dan lain-lainnya ya. Pengetahuan ya, literasi keuangan dan lain-lain,” tambahnya.
Mas Rio sangat optimis dengan gagasan pembentukan holding UMKM sebagai katalisator untuk menembus pasar ekspor. “Kemudian yang paling penting adalah katalisatornya bernama holding tadi ya, UMKM holding itu, itu sangat mungkin kita untuk pergi atau goes to export begitu ya,” serunya penuh semangat.
Meskipun menyadari bahwa ini adalah tantangan yang belum terwujud, Bupati Rio menetapkan target ambisius. “Ini tantangan yang menariknya di situ, 1-2 tahun ke depan ini sudah harus selesai. Ya harus selesai dan kita bisa main di pasar internasional atau global gitu ya. Rengginang goes to export, kira-kira begitu lah,” tutupnya.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, perbankan, dan pelaku usaha, cita-cita rengginang Situbondo mendunia tampaknya bukan lagi sekadar mimpi, melainkan target yang realistis dalam waktu dekat.












