SITUBONDO – Semangat baru pelayanan kesehatan primer digaungkan di Kantor Desa Duwet, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, pada Selasa (27/5/2025). Melalui acara “Dukungan Implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Tingkat Pustu, Ponkesdes, dan Posyandu Tahun 2025“, Pemerintah Kabupaten Situbondo, khususnya Dinas Kesehatan, mengambil langkah maju dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tengah masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah, S.Pd.I; Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo dr. Sandy Hendrayono, M.Kes.; Camat Panarukan Ali Munir, S.S.T., M.M.; Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Situbondo Husna Laily, S.E. C.F.P.; Ketua ΤP PKK Kecamatan Panarukan; Ketua TP PKK Desa Se-Kecamatan Panarukan Kepala OPD Terkait; Kepala UPTD Se-Kabupaten Situbondo; Kepala Desa Se-Kecamatan Panarukan: Supandi (Sumberkolak), Surya Dharma (Paowan), Sugiono (Kilensari), Miskali (Wringinanom), Ferdinand Sairullah (Peleyan-PJ), Achmad (Alasmalang), Hadi Baikuni (Gelung) dan Adi Chandra Karisma (Duwet) selaku tuan rumah kegiatan.

Kadiskes, dr. Sandy Hendrayono, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini sepenuhnya didanai oleh Global Fund dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. “Kabupaten Situbondo mendapat pendampingan langsung dari Kementerian Kesehatan, dengan penugasan Technical Officer yang mendampingi kami di Dinas Kesehatan,” jelasnya.
Ia juga memperkenalkan Clarita, seorang Technical Officer dari Tangerang yang akan mendampingi Dinas Kesehatan Situbondo selama satu tahun penuh. “Beliau akan mendampingi kami untuk program Integrasi Layanan Primer (ILP), khususnya di Panarukan yang menjadi pilot project,” imbuh dr. Sandy. Situbondo menjadi satu-satunya kabupaten di Jawa Timur yang mendapatkan pendampingan khusus dari 16 kabupaten/kota se-Indonesia.

Desa Duwet terpilih sebagai lokasi kick-off Posyandu ILP, menandai dimulainya implementasi program ini secara perdana. Dr. Sandy mengungkapkan bahwa dari 954 Posyandu yang ada di Situbondo, baru 52% yang telah menerapkan ILP. Oleh karena itu, ia memohon dukungan penuh dari para Kepala Desa, Camat, dan masyarakat.
“Dulu kita mengenal kader lansia, balita, remaja. Sekarang tidak ada lagi. Semuanya menggunakan pola pendekatan siklus hidup,” terang dr. Sandy, menjelaskan perbedaan mendasar antara Posyandu ILP dengan sistem lama. Perubahan ini menuntut upaya penyaringan dan pembekalan kembali para kader Posyandu agar lebih ringkas dan efektif.
Dr. Sandy menekankan bahwa Posyandu sesungguhnya merupakan lembaga kemasyarakatan desa, bukan milik Dinas Kesehatan semata. “Kader-kader Posyandu ini sepenuhnya adalah instruksi dari Kepala Desa. Semua SK kader Posyandu adalah SK Kepala Desa,” ujarnya. Hal ini menggarisbawahi peran sentral Kepala Desa dalam menyukseskan program-program kesehatan, khususnya ILP.
“Kegiatan ini tidak lain dan tidak bukan kami membutuhkan dukungan penuh dari Bapak-bapak Kepala Desa, khususnya di Kecamatan Panarukan ini, agar semua program-program kesehatan bisa disupport, bisa dibantu, bisa dievaluasi, dan sepenuhnya adalah kerja sama dari Bapak Kepala Desa,” harap dr. Sandy.
Mengakhiri sambutannya, dr. Sandy kembali menegaskan bahwa seluruh kegiatan ini didukung penuh oleh Global Fund, termasuk prosedur dan tata kelolanya. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Puskesmas Panarukan yang telah mempersiapkan kegiatan ini, serta memohon arahan dan bimbingan dari Wakil Bupati demi pelayanan kesehatan yang lebih baik di masa depan, khususnya di tingkat Posyandu sebagai garda terdepan.
Sementara itu, Mbak Ulfi, di awal sambutannya mengatakan bahwa ia harus terlebih dahulu menyambangi warga yang terdampak musibah pohon tumbang dan angin kencang. Prioritas terhadap masyarakat yang membutuhkan perhatian darurat menjadi alasan di balik keterlambatan tersebut, menunjukkan empati dan respons cepat pemerintah daerah.

Mbak Ulfi kemudian langsung menyoroti fokus utama acara, yaitu Posyandu Mangga Lima Desa Duwet, yang diharapkan menjadi percontohan keberhasilan ILP. Ia menekankan pentingnya kesehatan sebagai anugerah Ilahi dan mengajak seluruh hadirin untuk senantiasa bersyukur.
Mbak Ulfi menjelaskan bahwa ILP merupakan upaya menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup individu, keluarga, dan masyarakat. “ILP ini dilaksanakan sepanjang proses siklus hidup mulai dari janin, lahir, remaja, dewasa, hingga lansia,” jelasnya.
Salah satu pesan krusial yang disampaikan Mbak Ulfi adalah terkait Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Posyandu. Ia menyampaikan titipan dari Ketua Tim Penggerak PKK agar menu PMT diperhatikan kualitasnya dan tidak boleh lagi mengandalkan “jimpitan” atau sumbangan sukarela. “Walaupun sedikit, semuanya harus dipenuhi oleh anggaran dari desa,” tegasnya, menekankan pentingnya dukungan penuh dari pemerintah desa.
Tujuan utama ILP, lanjut Mbak Ulfi, adalah mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, atau kualiatif pada setiap fase kehidupan secara komprehensif dan berkualitas bagi masyarakat. Ia mengungkapkan rasa bangga karena Situbondo terpilih sebagai salah satu daerah di Jawa Timur, khususnya Panarukan, untuk implementasi ILP ini.
Mbak Ulfi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama, “Jangan hanya di Panarukan, akan tetapi saran masukan apa yang bisa menjadi kedepan pelayanan ILP ini menjadi lebih bagus, sehingga Situbondo ini bisa menjadi Situbondo naik kelas.”
Ia mengapresiasi kinerja seluruh puskesmas di Situbondo yang menunjukkan tren penilaian sangat baik dari masyarakat. “Kita tingkatkan kembali, sehingga apa yang menjadi ikhtiar kita semuanya, pelayanan utamanya kita di masyarakat, tentu sangat begitu memuaskan,” imbuhnya.
Mbak Ulfi juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bupati Situbondo yang sedang bertugas di luar kota. Namun, ia menegaskan bahwa komitmen pemerintah Kabupaten Situbondo terhadap peningkatan kesehatan masyarakat adalah mutlak.
Dalam konteks penanganan stunting, Mbak Ulfi menyoroti peran vital tenaga kesehatan yang berkumpul di acara tersebut. “Dimulai dari bawah, sebelum kita itu hamil, kemudian setelah kita hamil, dan semuanya titipan itu adalah kepada seluruh puskesmas-puskesmas, dengan dibantu oleh pusku-pusku terdekat, serta posyandu yang paling dekat dengan masyarakat,” jelasnya, menggarisbawahi strategi pendekatan dari hulu ke hilir.
Di akhir sambutannya, Mbak Ulfi mengucapkan selamat kepada Kecamatan Panarukan dan berharap upaya ini dapat berhasil membawa amanah bersama untuk Kabupaten Situbondo. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada tuan rumah yang telah menyediakan tempat, menganggapnya sebagai “tempat pergerakan yang akan terus kita ingat, memulainya kebangkitan kesuksesan ILP dari tempat ini.”
“Semoga sekali lagi kami mohon bantu pemerintah Kabupaten Situbondo, utamanya di dalam pelayanan kesehatan yang dimulai dari paling bawah, puskesmas sampai rumah sakit umum,” tutupnya, memohon dukungan semua pihak untuk mewujudkan Situbondo Naik Kelas di sektor kesehatan.

Berikutnya, kegiatan diisi dengan pemberian penghargaan kepada beberapa Ibu dan Balita yang berprestasi. Secara keseluruhan, acara ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan kesehatan di Situbondo, dengan sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.












